KUTAI KARTANEGARA – Ditangan kreatif perempuan asal Kutai Kartanegara, tanaman endemik yang tumbuh dihutan Kalimantan memiliki nilai ekonomis. Adalah bawang dayak, Sejak dulu dikenal sebagai tanaman herbal.
Dibawah binaan Diskop dan UKM Kukar, Resti Novitaria mengembangkan tanaman dengan nama latin ama latin Eleutherine palmifolia ini menjadi minuman kemasan, teh. Produknya diberi nama ‘Teh Tea Wai’.
Hingga kini produknya sudah memiliki varian rasa seperti green tea. Resty berencna Ke depannya ia akan mengembangkan lima varian rasa lagi.
Teh Tea Way dijual dengan Dengan harga Rp 25.000 per bungkus. Bahkan dalam pemasaranya telah mencapai luar daerah hingga pulau jawa. Resti telah memiki beberapa reseler, demikian masih dibuka bagi siapa yang menjadi reseller.
“Alhamdullah kami dapat mengembangkan bawang dayak ini menjadi nilai lebih ekonomis,”ungkapnya (22/11/20).
Di Indonesia, Bawang Dayak memang tumbuh banyak di Kalimantan. Nama Bawang Dayak sendiri terinspirasi dari Suku Dayak yang memang sejak lama menempati tanah Kalimantan.
Di Kalimantan, Bawang Dayak tumbuh di hutan dan beberapa dibudidayakan oleh petani lokal. Selain dijadikan obat herbal, tanaman ini memiliki banyak manfaat.
Uniknya kata Resty, bawang dayak ini memiliki manfaat mulai dari akar, batang hingga daun. Namun memiliki kandungan dan senyawa yang berbeda.
Olehnya itu Tea Wai menghadirkan banyak manfaat untuk kesehatan. Berbasis manufaktur pertanian, berbahan original dari nativie plants bawang dayak yang bermanfaat sebagai meringankan kanker, hipertensi, tumor, maag, jantung hingga hepatitis.
Ditengah tumbuh suburnya peminat teh ini, Resty mengaku tidak tidak kekurangan bahan baku. Saat ini, bersama suami , Resty telah membina petani bawang dayak hingga tiga kecamatan.
“Kami mengajak sebanyak 17 KK petani bawang dayak yang tersebar di beberapa kecamatan wilayah Kukar yaitu Kecamatan Tenggarong, Tenggarong Seberang dan Sebulu,alhamdulillah tidak kekurangan” ungkapnya. (Fran)