KUTAI KARTANEGARA – Kerajinan tenun Ulap Doyo yang merupakan budaya dan ciri khas Kalimantan menjadi komoditi ekspor hingga ke Mancanegara. Sejak 2019 lalu, terdapat 14 sentra pembuatan Ulap Doyo di Kaltim.
Pusat sentra tenun ini terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara dan kabupaten Kutai Barat. Jumlah itu terus bertambah seiring tingginya permintaan pasar.
Tenun berbahan dari serat daun tanaman Doyo ternyata mampu menghasilkan tenunan kain yang berkualitas tinggi.
Prosesnya agar dapat di gunakan sebagai bahan baku tenun, daun doyo harus di keringkan dan disayat mengikuti arah serat daun hingga menjadi serat yang halus, serat-serat daun doyo kemudian di jalin dan dilinting hingga membentuk benang.
Selanjutnya, bahan baku benang yang didapat lalu di proses menjadi benang yang kemudian untuk untuk di tenun, bahan baku benang tersebut didapat dari daerah hulu mahakam yakni Muara Leka, Perigik, Pentat, serta Tanjung Isui.
Imam Rojiki Pengrajin tenun Ulap Doyo mengatakan, kerajinan tenun ulap doyo mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri yang merupakan budaya turun temurun warisan dari nenek moyang.
“Kami hanya meneruskan aja, ini warisan budaya dari nenek moyang kami,”katanya.
Menurutnya, banyak tamu dari berbagai daerah di Indonesia yang telah datang. Bahkan para mahasiswa dari Spanyol sangat kagum dan ingin mempelajari teknik pengolahan kain dari bahan Doyo ini.
Untuk pemasaran UMKM di bidang kerajinan tenun ulap doyo tersebut sudah mencapai ke luar kota dan luar negeri yakni Jerman, Jepang serta Belanda yang mereka gunakan untuk fashion di daerahnya.
“Pemasaran sudah berbagai daerah, pernah juga luar negeri,” ujarnya.
Pada UMKM bidang kerajinan tenun ulap doyo dalam sebulan kurang lebih mencapai sekitar Rp. 30.000.000 sebelum masa pandemi.
Sementara pada awal pandemi penghasilan drastis merosot karena pengiriman yang dipending, dan tidak ada pengunjung yang datang baik dalam negeri maupun luar negeri.
Dalam pemasaran tersebut yang di andalkan kunjungan pengunjung baik dalam negeri maupun luar negri yang juga merupakan penunjang bagi pariwisata.
Dia berharap, kepada pemerintah daerah agar memperhatikan para pengrajin yang ada di kukar untuk mengenalkan dan memasarkan produk-produk UMKM di Kukar serta memberi fasilitas ke pada pengrajin untuk mengembangkan produktivitas. (Fran)