Nasib Pedagang Pasar Pagi Belum Pasti, Abdul Rohim Terima Tangan Wali Kota untuk Berdiskusi

Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Abdul Rohim

Samarinda, Beri.id – Tantangan yang dikeluarkan oleh Wali Kota Samarinda, Andi Harun, untuk membahas rekonstruksi Pasar Pagi telah menjadi sorotan dalam lingkungan DPRD Kota Samarinda. Salah satunya datang dari Anggota Komisi II DPRD Samarinda Abdul Rohim. Sebab orang nomor satu di Samarinda itu menatang dengan mengajak berdiskusi lembaga perwakilan rakyat ini.

Ia dengan tegas merespon tantangan tersebut dan menyatakan kesiapannya untuk terlibat dalam diskusi yang sangat penting ini. Rekonstruksi Pasar Pagi telah menjadi isu yang telah lama diperbincangkan, terutama oleh pedagang yang tergabung dalam Forum Pedagang Pasar Pagi (FP3).

Mereka telah mengutarakan kekhawatiran mereka seiring dengan wacana pembangunan ulang pasar tersebut. Meskipun telah ada upaya sebelumnya untuk mengajukan keluhan mereka kepada DPRD Samarinda pada tanggal 5 Oktober, nasib mereka masih belum pasti.

“Kami terima tantangannya dan kami siap diundang,” tegas Rohim.

Ini adalah tanda positif bahwa pihak DPRD dan pemerintah daerah akan bekerja sama dalam upaya menyelesaikan masalah yang telah lama menjadi perhatian. Namun, dalam prosesnya, terdapat beberapa hambatan.

Undangan yang telah dikirimkan oleh Komisi II DPRD pada Kamis pekan sebelumnya tidak mendapatkan respons positif. Abdul Rohim, yang merupakan anggota dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mengungkapkan bahwa meskipun mereka telah mengundang dinas-dinas terkait, pejabat yang diharapkan untuk hadir dalam pertemuan tersebut tidak hadir.

Oleh karena itu, Rohim dan para pedagang sepakat untuk menunggu kejelasan dari Pemerintah Kota Samarinda terkait lokasi relokasi sementara bagi pedagang. Saat ini, ada sekitar 2800 pedagang yang memiliki kios di Pasar Pagi, dan nasib mereka masih menjadi pertanyaan besar.

Rohim juga menekankan perlunya audit terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan apakah perlu dilakukan rekonstruksi total atau hanya perbaikan tertentu di Pasar Pagi. Ia baru-baru ini mengunjungi Pasar Pagi dan berinteraksi langsung dengan para pedagang, yang membuatnya semakin yakin bahwa dasar masalah ini perlu ditinjau lebih dulu.

“Jika hanya diperlukan perbaikan atap atau instalasi listrik, maka lebih baik dianggap sebagai renovasi kecil-kecilan, bukan rekonstruksi total,” demikian Rohim.

(*)