Daerah  

Di Rutan Samarinda, dr. Rita Rosadi Sampaikan Upaya Pencegahan dan pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Serviks

Beri.id, SAMARINDA – Jika kita mendengar penyakit kanker, serasa mengerikan bukan ! Kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan angka kematian terbesar di dunia dan bisa menyerang siapa saja. Tapi, ada dua jenis Kanker yang berisiko lebih tinggi dialami oleh perempuan, yakni kanker payudara dan kanker serviks.

Data Global Cancer Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO) menunjukkan kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara, yakni 58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker.

dprdsmd ads

Kanker serviks (leher rahim) merupakan jenis kanker kedua yang paling banyak terjadi di Indonesia sebanyak 32.469 kasus atau 9,3% dari total kasus.

Tercatat, sekitar 90 persen kematian akibat kanker serviks terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Di Indonesia sendiri, berdasarkan estimate Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC), prevalensi kanker payudara pada perempuan adalah sebesar 40 per 100.000. Setelah itu diikuti dengan kanker leher rahim 17 per 100.000 .

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, angka kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk. Rata-rata kematian akibat kanker ini mencapai 17 orang per 100 ribu penduduk. Sementara itu, angka kanker serviks di Indonesia mencapai 23,4 orang per 100 ribu penduduk. Rata-rata kematian akibat kanker serviks mencapai 13,9 orang per 100 ribu penduduk.

dr. Rita Rosadi menjelaskan, kanker serviks dan kanker payudara ini menyerang perempuan yang sedang menjalani usia produktif dan tentu nya belum menopause.

Hal itu disampaikan dalam kegiatan ‘Pelatihan Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim’ yang diselenggarakan bersama Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, Kamis (19/12).

Dalam acara Di ikuti 24 peserta yang mewakili 10 Kota/Kabupaten. 12 peserta berprofesi dokter dan 12 peserta lainnya berprofesi bidan.

“Upaya pencegahan dan pengendalian kedua jenis kanker tersebut dilakukan dengan cara deteksi dini pada perempuan usia 30-50 tahun. Metode yang digunakan adalah Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) dan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) untuk kanker serviks.” Ujar Rita Rosadi, peraih penghargaan Dokter terbaik dalam melaksanakan pelayanan kesehatan bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Rutan Kelas II A Samarinda.

Kegiatan ini dilakukan dalam kepentingan Pemerintahan Provinsi Kaltim guna meningkatkan program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM).

Dalam kegiatan ini kurang lebih 50 orang warga binaan pemasyarakatan khususnya Tahanan perempuan, mendapatkan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dari para dokter dan bidan yang mengikuti pelatihan dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat.  

Ditemui usai kegiatan,  dr. Rochmad Koesbiantoro yang merupakan Kepala Seksi P2PTM dan Kesehatan Jiwa, Dinas Kesehatan Kaltim memerankan, meski Kaltim dalam skala kecil jumlah pengidap kanker serviks, pemerintah sejak dini harus mengantisipasi warganya. Bahkan untuk penanganan nya pun Kaltim sudah mampu dari segi tenaga medis dan juga peralatan medis yang mempuni. (red)