Pembelajaran Daring, 5 Wilayah di Samarinda Masih Kesulitan Akses Internet

SAMARINDA – Merebaknya Pandemi Covid-19 membuat sektor pendidikan harus belajar dengan jarak jauh atau belajar secara daring dari rumah. Namun infrastruktur belajar secara online, seperti akses internet belum sepenuhnya siap.

Dikota Samarinda masih ada 5 wilayah terdapat blank spot jaringan, sehingga siswa mengalami kesulitan untuk mengakses jaringan internet. Titik blank spot tersebut rata-rata berada pada pinggir Kota Samarinda, tepatnya pada kawasan hutan dan pegunungan.

dprdsmd ads

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Samarinda, Asli Nuryadin ketika hadir dalam rapat koordinasi bersama Ketua Komite TK, SD dan SMP se-Kota Samarinda, Senin (10/08) pagi tadi.

Ke lima wilayah itu di antaranya, kecamatan Makroman, Bantuas, Berambai, Gunung Pinang dan Loa Kumbar.

“Jadi memang operator telekomunikasi belum masuk sampai kawasan ini, sehingga tidak ada jaringan internet yang memungkinkan bagi siswa bisa belajar online,” kata Asli seperti dilansir Diskominfo Samarinda.

Dirinya berharap guru yang mengajar di wilayah tersebut bisa lebih aktif dengan mendatangi siswa lewat memberikan tugas atau modul yang bisa dikerjakan tanpa harus terkoneksi dengan jaringan internet.

Selain itu tambah dia, dalam mendukung sistem pembelajaran lewat online atau daring, kini dana Bantuan Operasional Sekolah (BOSNAS) juga bisa digunakan untuk membiayai pembelian kuota internet dan operasional untuk guru yang belajar berkunjung ke rumah siswa.

Sementara Walikota Samarinda, Syaharie Jaang ketika membuka rakor tersebut menjelaskan jika pendidikan online yang saat ini tengah berjalan tidak mudah untuk diterapkan jika tidak ada partisipasi dari orang tua di rumah. Ia sendiri menyadari selain sumber daya ada fasilitas sebagai penyangga belajar yang perlu disiapkan siswa-siswi di rumah, seperti handphone dan jaringan internet.

Oleh itu, jika ada kendala dalam pelaksanaannya, Walikota dua periode ini berharap komite bisa turut aktif untuk mencarikan solusi dengan berdiskusi dengan pihak sekolah. Ia tidak ingin ada orang tua dihadapkan dengan pilihan dilematis antara membeli makanan atau membiayai perangkat belajar anaknya di rumah.

“Saya juga sudah berpesan dengan Kepala Dinas Pendidikan agar kurikulum darurat atau covid ini bisa disederhanakan. Jadi tidak semua belajar lewat online, tapi juga bisa memberikan materi lewat modul atau radio dan televisi yang telah dikerjasamakan dengan Kementerian Pendidikan,” pesan Jaang.

Momen rakor pagi itu juga dimanfaatkan dengan mensosialisasikan Peraturan Walikota Samarinda terkait Sanksi Terhadap Pelanggaran Disiplin Kesehatan Covid-19 yang disampaikan Sekretaris Kota Samarinda, Sugeng Chairuddin.

(Fran)