Plot Anggaran MBG dari Kaltim, Duit Berputar Bisa hingga Rp16 Miliar Per Hari

Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Samarinda, Provinsi Kaltim. (Foto: Lisa/beri.id)

BERI.ID – Skema Pendanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) dibuat fleksibel, agar mampu menyesuaikan dinamika lapangan, kebutuhan porsi makan, hingga standar gizi yang harus dipenuhi.

Ini artinya anggaran tidak bersifat tetap, tetapi bergerak mengikuti kebutuhan real di lapangan, termasuk fluktuasi harga bahan makanan.

Di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sendiri, anggaran di plot dari daerah, yang kemudian akan diberikan pusat menggunakan skema virtual account (VA) dan hanya bisa dicairkan 2 pihak, satu oleh perwakilan yayasan, satu lagi oleh Kepala SPPG.

Yang membuat proposal perencanaan anggaran ialah kepala SPPG, kemudian dikirim kepada Kepala BGN untuk diverifikasi.

Proposal harus berisi tiga komponen utama, yakni pengeluaran untuk bahan baku, operasional, dan insentif.

“Anggaran dari pusat, fleksibel sesuai kebutuhan, porsi, serta gizi seimbang untuk para pelajar,” terang Pendamping Kepala Regional BGN Kaltim, Sirajul Amin, Selasa (25/11/2025).

Untuk memberikan gambaran, satu SPPG yang melayani 3.000 siswa membutuhkan sekitar Rp450 juta untuk satu periode, yakni dua minggu.

Artinya, dalam satu bulan satu SPPG dapat menyerap hampir Rp900 juta, dengan pola pengajuan proposal yang berlangsung terus-menerus.

“Skemanya tiap SPPG mengajukan proposal tiap dua minggu,” tambahnya.

Saat ini, seiring bertambahnya titik layanan, beban anggaran MBG pun meningkat drastis.

Oktober 2025 lalu, tercatat 54 SPPG aktif di Kaltim.

Namun per November ini, jumlahnya melonjak menjadi 72 SPPG, atau bertambah 18 unit hanya dalam sebulan.

Kenaikan ini otomatis mendongkrak realisasi keuangan, dimana hingga akhir November, total serapan mencapai Rp 42.687.904.311.

Sementara itu untuk tingkat realisasi, Sirajul mengungkap bahwa pada Oktober lalu MBG telah melayani 131.387 penerima manfaat per hari.

Hingga akhir November 2025 ini, untuk se-Kaltim bertambah menjadi 171.641 penerima manfaat.

“Bertambah jadi 171.641 penerima manfaatnya di November ini,” bebernya.

Dengan bertambahnya 18 SPPG dari Oktober-November, penerima manfaatnya juga meningkat sebanyak 40.254.

Jika dihitung berdasarkan porsi MBG di Kaltim dengan rata-rata Rp15.000, maka pengeluarannya sekitar Rp2,5 miliar setiap harinya.

Namun angka tersebut masih jauh dari target besar yang sedang dikejar pemerintah provinsi.

Dengan target melayani 1,1 juta orang setiap hari, kebutuhan dana melonjak lebih dari delapan kali lipat.

Program ini nantinya membutuhkan lebih dari Rp16 miliar setiap hari. (lis)