SAMARINDA – Politisi perempuan Partai Golkar juga Anggota DPR RI Kaltim-Tara, Hetifah Sjafudian ditunjuk oleh Fraksi nya untuk menjadi Wakil Ketua Komisi X DPR RI.
Diketahui Komisi X memikili lingkup kerja bidang pendidikan, olahraga dan sejarah, selanjutnya menjadi Mitra kerjanya di pemerintah adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Perpustakaan Nasional, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Bidang Pendidikan Tinggi), Badan Ekonomi Kreatif.
Dengan tangung jawab itu Hetifa menyoroti ketimpangan pendidikan yang terjadi pada daerah perbatasan lebih lagi daerah Kaltim- Kaltara.
“Saya sudah beberapa kali ke pedalaman dan perbatasan. Beberapa persoalan yang saya petakan antara lain kekurangan tenaga pendidik, kesejahteraan guru yang minim, tidak ada tunjangan khusus bagi guru di daerah perbatasan”, kata Hetifah, Jumat (23/3/19)
Pada 2017 pemerintah telah merekrut guru PNS jalur khusus untuk menjadi guru garis depan (daerah perbatasan). Jumlahnya 6.296 guru yang tersebar di pelbagai daerah. Namun Hetifah menggangap keberadaan guru PNS masih minim dan kerap dilakukan mutasi sehingga pengajaran yang diberikan belum optimal.
“selama ini memang pemerintah sudah mencoba melakukan pemerataan distribusi guru pegawai negeri sipil (PNS). Akan tetapi keberadaan guru PNS masih minim dan kerap dilakukan mutasi sehingga pengajaran yang diberikan belum optimal,”Jelasnya
Ia pun berharap ada penambahan pada tahun 2019. Guru-guru yang sudah diangkat PNS di daerah perbatasan kalau bisa diberi syarat mengabdi minimal 5 tahun, tidak sekedar ditetapkan lalu di mutasi.
Pemerataan pendidikan yang disoroti nya tidak hanya soal guru, Ia juga meminta pemerintah memperbaiki infrastruktur, karena dianggapnya fasilitas layak adalah hak setiap siswa, lebih fasilitas belajar mengajar seperti ruang kelas
“Jika dilihat berdasarkan Neraca Pendidikan Daerah (NPD) Kemendikbud, masih banyak sarana pendidikan seperti ruang kelas diseluruh di Indonesia masih dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat. Ruang kelas yang layak umumnya masih terdapat di mayoritas sekolah di Jawa dan beberapa perkotaan di luar Jawa,” Pungkasnya ke beritainspirasi.info (Fran).