Ratusan Kader Gerindra Kaltim, Penuhi Halaman Dan Ruang Sidang DPRD Kota Samarinda

SAMARINDA – Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, kedatangan ratusan keluarga besar partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kalimantan Timur, Rabu (19/9). Di bawah pimpinan Andi Harun selaku ketua DPD partai Gerindra, ratusan kader yang termobilisasi bermaksud, meminta pertanggungjawaban oknum anggota DPRD Samarinda yang di duga melakukan persekusi terhadap gerakan tagar ganti presiden beberapa waktu lalu.

Melalui video yang di bawa oleh forum keluarga besar Gerindra ini, mencoba menunjukkan rekaman video amatir yang melihatkan perbuatan persekusi tersebut. Video itu pun di putar dalam ruang sidang, sesudah saat masa di terima oleh rombongan Anggota dewan yang di pimpin oleh Siswadi wakil ketua DPRD Samarinda. 

dprdsmd ads

Melalui koordinator lapangan yang juga wakil ketua DPD partai Gerinda Sulaiman Hatase, mewakili masa menyampaikan tuntutan, meminta para pelaku persekusi agar meminta maaf selama tiga hari berturut-turut melalui media cetak, eloktronik,dan media online. Karena di duga menyangkut pautkan ketua umum partai Gerindra Prabowo Subianto dalam gerakan tagar ganti presiden. 

Anggota dewan yang diduga melakukan persekusi, menurut keluarga besar partai Gerindra ini dilakukan oleh Ahmad Vanandza, Hairil Usman dan Suryani. Yang berstatus sebagai anggota DPRD Kota Samarinda asal partai berlambang banteng (PDIP). 

Menurut Andi Harun ketua DPD partai Gerindra Kaltim kepada media menyebutkan bahwa kejadian  yang terjadi pada 15 september 2018, adalah perbuatan melanggar hukum karena pasal-pasal pidana sudah terpenuhi.

“Kami yakin kepada pihak ke polisian terhadap kasus ini bisa ditindak lanjuti, disana sudah jelas terjadi dugaaan tindak pidana persekusi dan dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh anggota dewan Samarinda, “ ucap Andi Harun.

Ditempat yang sama Siswadi yang juga ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Kota Samarinda kepada media menyebutkan tuntutan nantinya akan di rapatkan dulu dan saat ini belum bisa mengambil tindakan apa-apa sebagaimana yang diminta teman-teman Gerindra

“Jadi belum bisa bersikap karena harus di uji kebenaran ucapan tersebut, misalnya nanti datangkan orang IT, yang paham masalahnya. Dari sini akan terlihat apakah benar ucapan Ahmad Vanandza  menghina pak Prabowo, kan, tidak tahu benar tidaknya.” sebut Siswadi.(Red)