Rusmadi: PTM dibuka Mengantisipasi Loss Learning

Wakil walikota samarinda, Rusmadi. ©Dodi/beri.id
Wakil walikota samarinda, Rusmadi. ©Dodi/beri.id

SAMARINDA – Wakil walikota, Rusmadi mengatakan bahwa digelarnya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) agar menghindari pendidikan siswa-siswi yang mengalami learning loss atau hilangnya pengetahuan dan keterampilan baik secara umum atau spesifik.

Atau juga terjadinya kemunduran proses akademik karena suatu kondisi tertentu.

Kondisi tersebut akan terjadi apa bila libur yang berkepanjangan. Kemudian terjadi putus sekolah karena kesulitan ekonomi saat pandemi Covid yang melanda dunia termasuk indonesia.

“Ya sebenanrnya pertemuan tatap muka ini jawaban untuk mengurangin loss learning,”ucapnya saat di konfirmasi awak media Senin,(04/10/21).

Seperti diketahui mewabahnya pandemi-covid 19, menhentikan segala aktivitas normal. Begitu pula dengan pendidikan yang dulunya belajar diruang kini berubah dengan sekolah daring (online).

Setelah melewati perang melawan pandemi kini sekolah-sekolah sedang beradaptasi membuka pembelajaran tatap muka (PTM) secara bertahap dengan protokol kesehatan.

Rusmadi menerangkan bahwa pada saat sekolah daring, mestinya itu menjadi ruang bagi para tenaga pendidik untuk membuat terobosan-terbosan baru bagi peserta didik.

“Bahkan kemarin pada saat daring sebenarnya itu memberikan ruang bagi guru-guru untuk banyak berinovasi,”ujarnya.

Hal tersebut menurut Dia agar ketika pembelajaran sudah kembali normal dengan belajar di ruang kelas, guru-guru mampu mengajar lebih baik dan efektif setelah tatap muka sudah berjalan normal.

“Mestinya kalo ini ketemu dengan siswa, ini modal. Kreativitas guru bagaimana mengajar efektif itu mestinya lebih bagus pada tatap muka,”bebernya.

Lebih lanjutnya Rusmadi menjelaskan, Loss learning akan berdampak jika sekolah daring di laksanakan dalam kurun waktu yang lama atau sekolah daring permanen

Olehnya itu dia menghimbau para guru-guru harus bisa inovatif serta adaptif pada saat pembelajaran berlangsung agar peserta didik mampu menerima pembelajaran dengan baik sehingga tidak tidur pada saat berlangsung kegiatan belajar-mengajar.

Dia pun melakukan pemantau awal PTM tahap kedua di buka memang para guru-guru harus bekerja keras karena hampir setahun lebih dengan sekolah daring.

“Kalau nggak berinovasi pasti murid tidur, walaupun memang pantau kita di awal PTM tahap kedua ini itu guru harus kerja keras bayangkan setahun lebih tidak tatap muka,”pungkasnya. (Dod)

kpukukarads