Daerah  

Sarana Sekolah Rakyat SMAN 16 Samarinda 90 Persen Rampung, Siswa SD Masih Kekurangan

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kaltim, Achmad Rasyidi. (Foto: Lisa/ beri.id)

BERI.ID – Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kaltim, Achmad Rasyidi, memastikan sekolah rakyat rintisan di Kawasan SMAN 16 Samarinda, siap memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada akhir Agustus atau awal September 2025.

Progres pembangunan sarana dan prasarana mencapai sekitar 90 persen, dan persiapan akademik juga hampir rampung.

“Alhamdulillah, survei terakhir menunjukkan progresnya sangat bagus. Sarana-prasarana hampir selesai, tempat tidur dan perabot sudah lengkap. Tinggal sentuhan pengecatan di beberapa sudut luar bangunan,” ujar Rasyidi saat ditemui di Convention Hall Samarinda, Selasa (26/8/2025).

Lanjutnya, fasilitas asrama, kipas angin, meja, kursi, dan ruang kelas sudah siap digunakan. “Kurang lebih 90 persen selesai. Hanya tinggal cat luar, mengganti warna saja,” tambahnya.

Guru dan Staff Asrama Sudah Disiapkan

Sekolah rakyat ini akan diperkuat sekitar 17 guru yang siap tinggal di asrama bersama siswa.

Kepala sekolah dipercayakan kepada Rabiatul Adawiyah dari SMA Negeri 3 Samarinda.

Selain guru, staf penunjang seperti wali asrama dan wali asuh akan melibatkan sumber daya lokal melalui Program Keluarga Harapan (PKH), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), hingga Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), dan Tenaga Kesejahteraan Sosial (TAGANA).

“Guru sudah ada, kepala sekolah juga sudah siap. Untuk staf asrama akan diambil dari tenaga sosial kita di Samarinda,” jelas Rasyidi.

Pemeriksaan Kesehatan Gratis dan Dukungan Puskesmas

Sebelum MPLS dimulai, seluruh siswa akan mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis bekerja sama dengan Puskesmas Sempaja.

“Karena jaraknya dekat, tenaga medis akan datang langsung ke sekolah untuk memeriksa kesehatan siswa,” ungkapnya.

Untuk kebutuhan praktikum, sekolah rakyat ini telah menyiapkan akses laboratorium komputer dan fasilitas pembelajaran lain melalui kerja sama dengan SMA Negeri 16.

Lapangan upacara juga sudah rampung dicor sehingga siap digunakan.

Target Siswa 75 Orang, Perekrutan SD Masih Berjalan

Sekolah rakyat SMAN 16 menargetkan 75 siswa pada tahap awal, terdiri dari 50 siswa SD dan 25 siswa SMA.

Namun, kuota SD masih kurang sekitar 30 siswa.

Dinsos Kaltim dalam hal ini, telah berupaya menjaring calon siswa dari panti asuhan swasta dan keluarga kurang mampu.

“Proses penjaringan berjalan lancar. Kita optimis bisa mencapai target sebelum akhir bulan. Kalau belum terpenuhi, sekolah tetap berjalan sambil proses rekrutmen siswa dilanjutkan,” tegas Rasyidi.

Sekolah rakyat ini dirancang sebagai solusi pendidikan berasrama untuk anak-anak rentan di Kalimantan Timur, termasuk anak dari keluarga miskin, anak panti, dan anak putus sekolah.

Fasilitas yang disediakan mulai dari seragam, laptop, asrama dengan wali asuh, makanan tiga kali sehari dan dua kali snack, serta laboratorium teknologi tinggi, yang bisa digunakan bergantian dengan siswa SMAN 16 Samarinda.

“Semuanya sudah disiapkan,” tegasnya.

Selain menyediakan fasilitas belajar, sekolah ini memastikan siswa tinggal di asrama dengan pengawasan guru dan wali asrama, sehingga pembinaan karakter dapat berlangsung intensif.

Dinsos Kaltim berharap sekolah rakyat rintisan ini bisa menjadi model pendidikan inklusif di daerah.

“Sekolah ini bukan hanya soal gedung, tapi tentang komitmen mencetak generasi muda yang memiliki kesempatan belajar setara,” pungkas Rasyidi. (lis)