BONTANG – Komisi III DPRD Bontang lakukan peninjauan lapangan terkait keluhan masyarakat Tanjung Laut, soal mampetnya saluran air yang berada tepat disimpang empat masjid Al-Hijrah, Senin (8/2).
Sempitnya saluran drainase, menurut Ketua Komisi III Amir Tosina, membuat sampah sangkut dan akhirnya menyumbat saluran pembuangan di wilayah tersebut, sepanjang kira-kira 60 Meter.
“Banjir itu karena tersumbatnya aliran air dari lengkol, akibatnya air tidak mengalir dengan baik. Kurang lebih sepanjang 60 meter,” ucapnya.
Padahal masalah ini sudah acap kali dibahas dalam rapat-rapat yang dilaksanakan oleh dewan. Namun, masih minim realisasi. Bahkan sejak 2004. Bersama dengan OPD terkait, dalam hal ini Dinas PUPR Bontang.
“Dari tahun 2004, ini sudah di upayakan bagaimana caranya bisa nyambung dari titik yang bujtu, hingga sampai depan coto makassar,” terangnya.
“Parit ini tidak berfungsi. Akhirnya akibatkan genangan depan Al-Hijrah,” sambungnya.
Rencananya pengerjaan proyek drainase tersebut dapat terealisasi saat masuknya periode anggaran perubahan.
Dewan mengusulkan agar perlu dilakukan normalisasi drainase. Pun pemerintah juga harus memperluas lajur di persimpangan Tanjung Laut.
Menurutnya, badan jalan yang menyempit di persimpangan masjid Al-Hijrah pun kerap mengakibatkan kecelakaan.
“Jadi fokus utama kita disini ada dua yang pertama soal perluasan badan jalan dan pembuatan drainase,” bebernya.
Kabid Bina Marga, Dinas Pekerja Umum dan Tata Ruang (PUPR) Kota Bontang, Bina Antariansyah, menjelaskan alternatif yang dapat dilakukan berupa pelebaran jalan dan pembuatan ulang drainase.
“Memang harus ada pembebasan lahan terlebih dahulu untuk pelebaran jalan dan pembuatan drainase. Jalan keluarnya adalah dibebaskan, dibuatkan trotoar dan drainase jadi modelnya itu melengkung nggak patah,” terang Bina. (ESC)