Samarinda – Anggota DPRD Samarinda Sani Bin Husain menilai munculnya badut jalanan di Samarinda hanya efek dari orang untuk mencari pekerjaan. Karena minimnya lapangan pekerjaan.
Baru-baru ini puluhan kostum badut jalanan dimusnahkan Pemkot Samarinda bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ribuan barang sitaan minuman keras (miras) yang dijual ilegal.
Bagi politisi PKS itu, tidak menyoal penyitaan dan penumpasan penjualan miras secara ilegal. Pasalnya, miras hanya membuat pikiran orang rusak. Namun kalau badut, dirinya mengaku tidak pernah melihat di pinggir jalan sambil menenggak minuman keras.
Olehnya itu menurut Sani Pemkot Samarinda harus melakukan kajian ulang terkait sebab-sebab munculnya badut di kota Tepian ini.
“Harus dingat, kostum badut itu mereka beli dengan uang, jadi Pemkot Samarinda harus bijaksana melihat makin maraknya badut-badut ini, dan ini harus dilihat sebagai efek dari sulitnya masyarakat mencari pekerjaan,” terangnya.
Sani menjelaskan, ada tiga alternatif bagi badut jalanan tanpa harus dimusnahkan. Pertama harus dibina, diberikan peluang kerja, dan atau dikasih alternatif mereka ingin bekerja apa.
“Jangan-jangan ada bapak yang mencari nafkah untuk anaknya,” beber Sani.
San menyarankan, Pemkot Samarinda harus mencarikan para pengamen badut tersebut pengganti pekerjaan. Jika hanya menertibkan saja tidak akan menyelesaikan persoalan.
Menurut Sani, seharusnya mereka diberikan kesempatan untuk dapat bekerja mencari nafkah.
“Kalau memang tidak bisa jadi badut, lalu mereka disuruh jadi apa,” tanya Sani.
”Kita boleh memusnahkan barang-barang orang, tetapi harus kita (pemerintah) ganti dong. Misalnya difasilitasi menjadi penjual gorengan, UMKM, atau lapangan kerja lain,” pungkasnya.(BONNY/ADV)