Soal Polemik Dukungan PAN di Pilkada Kukar, Haidir: Kita Masih Persuasif ke DPD PAN Kukar

TENGGARONG – Polemik surat dukungan B1-KWK milik Partai Amanat Nasional (PAN) yang di perebutkan antara Awang Yacoub Luthman (AYL) – Suko Buono dan Edi Damansyah – Rendi Solohin menjadi polemik di Pilkada Kutai Kartanegara.

Untuk diketahui, B1-KWK sendiri merupakan persayaratan bagi bakal calon kepala daerah yang mencalonkan diri untuk maju jalur dukungan partai dalam kontestasi politik.

Sebelumnya, B1-KWK PAN sudah diberikan kepada pasangan AYL-Suko, namun di hari pendaftaran rekomendasi dari partai berlogo matahari tersebut malah diantar bersamaan dengan pendaftaran Edi-Rendi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tenggarong, pada Minggu (6/9/20) lalu.

Sehingga, pasangan AYL-Suko hanya berhasil menggandeng Partai Kesatuan Bangsa (PKB) yang memiliki lima kursi di parlemen, dan masih kurang empat kursi untuk maju dengan dukungan partai, berkas pun dikembalikan oleh KPU.’

Namun, pasangan AYL-Suko masih memiliki kesempatan untuk melengkapi berkas persayaratan pencalonan dirinya pada Pilkada kukar nantinya.

Mengkonfirmasi hal itu, AYL mengatakan dirinya sebagai teknokrat yang berperan dalam dunia politik, jadi dalam perjalanannya hingga hari ini lurus-lurus saja, dan lebih mengutamakan etika dalam berpolitik.

“Saya berfikir dalam berpolitik itu ada fatsun politiknya, ada etika politiknya,” ucap AYL saat ditemui, di Jl. Patin Kuning, salah satu posko pemenangan AYL-Suko, pada Selasa (8/9/20).

Akibat dari itu, saat ini masyarakat pun dibuat resah atas sikap parpol tersebut. Namun, dirinya tetap berpesan kepada seluruh masyarakat untuk tetap kondusif dalam menyikapi situsasi politik saat ini. Karena menurutnya, Ia paham benar bagaimana karakter masyarakat kutai yang menjunjung tinggi adab dan sopan santun dalam bertindak.

“Saya mencoba untuk menahan diri, situasi yang berjalan hari ini adalah situasi karena kepentingan-kepentingan politik saat yang lalu, membangun fatsun politik dengan cara yang tidak benar. Partai yang sudah benar-benar jelas menjadi kepentingan politik kami, tiba-tiba di ambil alih,” ucap AYL.

Saat ini masyarakat dihadapkan pada isu pilkada, untuk memilih kotak kosong yang disandingkan untuk menjadi lawan Edi-Rendi. Hanya saja, menurut AYL sebenarnya masyarakat menginginkan untuk memilih pasangan yang nyata, meskipun hal itu sah dalam politik.

“Saya sangat yakin, masyarakat Kutai Kartanegara itu tidak pro kotak kosong. Mereka pasti akan memilih mana yang hak, dan mana yang bathil,” ujarnya.

Dikonfirmasi pada tempat yang sama, Juru Bicara Tim Pemenangan AYL-Suko, Haidir menyatakan saat ini paslon masih memungkinkan untuk terus membangun komunikasi politik dengan parpol.

Dengan keluarnya surat edaran dari KPU-RI No.742/PL.02.2-SD/06/KPU/IX/2020 perihal penjelasan penundaan tahapan, dan pengumuman perpanjangan pendaftaran KPU Kab. Kukar No. 330/PL.02.2-Pu/6402/KPU-Kab/IX/2020 tentang perpanjangan pendaftaran bakal paslon untuk partai politik atau gabungan parpol dalam pemilihan bupati dan wakil bupati Kab. Kukar tahun 2020.

Maka, AYL-Suko memiliki kesempatan untuk kembali membangun komunikasi politik dengan parpol. Pihaknya masih akan berupaya untuk bertemu dengan pengurus DPD PAN Kukar untuk meminta terkait kejelasan B1-KWK milik partai gadangan Amin Rais ini.

“Hingga saat ini kita masih mencoba untuk melakukan komunikasi secara persuasif, tapi kita juga menyiapkan uapaya hukum. Untuk memastikan sikap PAN ini kemana arahnya,” terang Haidir.

(ESC)

Baca juga

Dukungan PAN Pilkada Kukar Ke Edi-Rendi, Masih Bisa Berubah?

Exit mobile version