SPBN Mandek, Hampir Dua Tahun Nelayan Bontang Tak Nikmati BBM Bersubsidi

Beritainspirasi.info – BONTANG, Nelayan di wilayah Kota Botang mengeluh, karna setidaknya sudah 2 tahun terakhir sudah tak dapat menikmati kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Pasalnya, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di Tanjung Limau sebagai satu-satunya SPBN Nelayan di Kota Taman ini sudah lama tidak berfungsi. Para nelayan berharap, SPBN tersebut dapat segera difungsikan kembali.
Herman, seorang Nelayan di Tanjung Limau mengungkapkan jika dirinya tak jarang mendengar keluhan dari rekan seprofesinya para nelayan di Bontang. Di tengah melambatnya pertumbhan ekonomi dan kondisi keuangan pemerintah yang defisit, mereka harus berjuang mengatasi ongkos produksi akibat tak ada BBM bersubsidi yang bisa diterima. “Jangan heran kalau nelaya terpaksa terpaksa membeli BBM ilegal,” jelasnya kepada media ini.
Herman mengaku bingung dengan SPBN Tanjung Limau yang sudah lama tidak berfungsi, ada persoalan apa dalam Perusahaan Daerah tersebut. “Kabarnya bahwa pengurus SPBN mnggelapkan dana atau seperti apa pastinya saya juga tidak tahu pasti yang jelas Perusda yan mengelola SPBN Tanjung Limau suda tidak beroprasi sekia lama. Mohon dicarikan solusinya sehingga kami bisa dapat beli solar bersubsidi, tidak seperti selama ini  nelayan terpaksa membeli BBM ilegal dari para tengkulak yang tentu sangat beresiko,” ungkapnya.
Menurutnya, jika SPBN tak dapat difungsikan karena persoalan Perusda yang tidak beres, sudah sepatutnya untuk dibuat beres dan pemerinta bisa ambil langkah percepatan agar lebih cepat beroprasi kembali. Karena sudah sejak tahun 2016 lalu, SPBN tak berfungsi dan BBM bersubsidi untuk nelayan tidak ada. Padahal, dari jumlah sekitar 3.500 nelayan di Bontang setiap harinya membutuhkan 3.000 liter BBM. Baik solar maupun premium.
“Apa lagi walikota dan wakilnya kan sudah berganti sekarang kami berharap ebih memperhatikan nasib nelayan kecil, Perusahaan Daerah kan milik pemerintah. Kami harap SPBN bisa segera difungsikan kembali agar bisa mengurangi beban para nelayan, dengan begitu harga ikan dipasara juga bisa turu kan bantu masyaraka secara luas juga,” pintanya.
Lebih lanjut Herman mengungkapkan, karena selama ini nelayan membeli BBM ilegal, selain itu kadang kami pakai truk atau pick up ke pombensin beli solar subsidi untuk mengakali hal ini.  Selain itu juga memohon aparat memakluminya di tengah kondisi ekonomi yang serba sulit seperti ini.
“Kasihan para nelayan terpaksa harus sembunyi-sembunyi beli BBM ilegal, sebab BBM merupakan kebutuhan pokok nelayan untuk melaut,” pungkasnya. (and)

kpukukarads