SAMARINDA – Karakteristik wisata di Kalimantan Timur cukup beragam. Dari wisata alam hingga adat istiadat. Demikian karakteristik wisatawan yang melancong ke Benua Etam ini juga beragam.
Olehnya itu para pemandu dituntut harus berpengetahuan untuk mampu memahami karakter wisatawan, khususnya wisatawan mencanegara.
Ketua himpunan pramuwisata Indonesia Kalimantan Timur, Awang jumri menyebutkan potensi wisata alam yang cukup menjadi daya tarik adalah orang utan yang hidup dan berkembang biak di hutan.
Daya tarik lain adalah potensi ikan pesut yang hanya ada sungai Mahakam. Sehingga itu menjadi daya tarik sendiri yang mengundang wisatawan mancanegara untuk berkunjung.
“Wisata alam yang tidak dimiliki oleh provinsi lain atau pun negara lain nah itu yang membuat mereka kemudian datang ke Kalimantan timur,”ucapnya saat diawanacara awak media, Rabu, (12/1/22).
“Sebagai pemandu memang kita harus memahami itu, baik dari karakter wisatawan maupun pariwisata yang ada di Kaltim sendiri,”sambungnya.
Sebagai profesi pemandu wisata atau Tour guide, hari-harinya memang bersentuhan dengan aktifitas pariwisata. Mengantarkan wisatawan lokal dan mancanegara untuk berkunjung pada spot wisata-wisata yang menjadi daya tarik untuk mengisi waktu liburan.
Awang juga berbagi kisah tentang karakteristik wisatawan. Saat memandu touris yang perlu memperhatikan kebutuhan-kebutuhan seperti budaya atau kebiasaan yang ada di Indonesia.
Dia mencontohkan saat berkunjung ke sebuah rumah misalnya, kadang disuguhkan teh hangat. Sedangkan kebiasaan para touris di negara itu minum air putih, namun kadang mereka enggan menolak.
Menurut dia, hal semacam itu perlu di perhatikan para pemandu untuk mengetahui kebiasaan wisatawan yang dipandunya.
“Kadang-kadang menyusahkan, kadang-kadang juga menyenangkan,”katanya.
Bahkan ketika memandu, kadang mendapatkan teguran secara personal, ada juga yang menilai infrastruktur yang belum maksimal dalam perjalanan ke lokasi wisata.
“Dengan segala kekurangan kita kadang di komplain atau pun kekurangan jalan yang masih rusak,”ucapnya.
Awang mengatakan bahwa kedepan pemandu wisatawan bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah sehingga mampu menjadi pemandu yang terampil dan berkompetensi.
“Kalo kita harap makin terampil dan makin banyak mendapat pelatihan,”tutupnya.
Dari suka duka itu, Awang mengakui kehadiran para wisatawan cukup memberi multi efek positif terhadap perekonomian masyarakat setempat.
Namun selama pandemi covid-19 ini menjadi tantangan yang harus mereka hadapi. Sebab masih banyak destinasi belum terbuka secara penuh.
Dia berharap , menyongsong tahun 2022 pandemi bisa berakhir sehingga para pemandu pariwisata bisa beraktivitas mengantarkan sisa wisatawan mengenal alam dan budaya di Kalimantan timur.
“Pemandu wisata itu kan, jadi semakin banyak destinasi wisata yang buka maka semakin cepat kita kerja 2022,”pungkasnya. (Dod)