SAMARINDA – Hasil survei terbaru Poltracking Indonesia mengungkapkan keunggulan elektoral signifikan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor dan Hadi Mulyadi, dibandingkan hasil survei yang dirilis lembaga lain, termasuk Cyrus Network.
Survei Poltracking, yang dilakukan pada 28 Oktober hingga 4 November 2024, menunjukkan elektabilitas Isran Noor-Hadi Mulyadi mencapai 52,9%, unggul lebih dari 14% dibandingkan pesaing mereka, Rudy Mas’ud-Seno Aji, yang hanya mendapatkan 38,4%. Hasil ini menegaskan dominasi pasangan petahana dalam persaingan menuju Pilkada Kaltim yang akan digelar pada 27 November 2024.
Sebagai perbandingan, survei Cyrus Network, yang dirilis sebelumnya, mencatat elektabilitas pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi hanya berada pada angka 48,7%, dengan selisih yang lebih kecil dari pasangan Rudy Mas’ud-Seno Aji. Namun, temuan Poltracking menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Isran Noor terus meningkat, terutama berkat kinerja selama periode 2018-2023.
Menurut data Poltracking, pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi unggul di delapan dari sepuluh kabupaten/kota di Kaltim. Di wilayah perkotaan dan pedesaan, dukungan untuk pasangan ini juga cenderung merata. Bahkan, mereka mendapat dukungan signifikan dari berbagai segmen, mulai dari pekerja informal hingga profesional.
Ketua Tim Pemenangan Isran-Hadi, Iswan Priady, menilai hasil survei ini menunjukkan tingginya tingkat kepuasan masyarakat terhadap pasangan petahana. *“Survei Poltracking mengonfirmasi bahwa masyarakat Kaltim tidak hanya puas, tetapi juga percaya pada kepemimpinan Pak Isran dan Pak Hadi. Ini berbeda dengan beberapa hasil survei lain yang sepertinya tidak menangkap aspirasi mayoritas masyarakat Kaltim,”* tegas Iswan.
Poltracking mencatat bahwa Isran Noor dianggap sebagai tokoh paling peduli terhadap rakyat (28,9%), jujur (24,1%), dan memiliki kemampuan kepemimpinan serta pengalaman tertinggi (30,3% dan 34,9%). Keunggulan ini menjadi modal besar bagi Isran Noor-Hadi Mulyadi untuk meraih kemenangan.
Sebaliknya, survei Cyrus Network menyebut tingkat akseptabilitas Isran Noor berada pada kisaran 60%, lebih rendah dari hasil Poltracking yang mencatat angka 65,1%. Perbedaan signifikan ini menimbulkan pertanyaan tentang metodologi survei Cyrus Network, terutama mengingat persepsi publik yang stabil terhadap Isran Noor.
Meskipun unggul, Iswan menekankan pentingnya menjaga momentum dan memastikan proses demokrasi yang adil. “Kami akan terus mengawal jalannya Pilkada ini dengan mencegah segala bentuk kecurangan dan politik uang. Kepercayaan masyarakat harus dijaga dengan komitmen kami pada demokrasi bersih, ujarnya.
Dengan perbedaan hasil survei dari lembaga-lembaga kredibel, publik Kaltim kini menanti pembuktian lebih lanjut pada hari pemungutan suara.
(*)