Isak Tangis Iringi Pergantian Pimpinan Rutan Samarinda Klas IIA

Beri.id, SAMARINDA – Rutan Samarinda Klas IIA resmi berganti pucuk pimpinanan. Hal ini ditandai serah terima jabatan di lingkungan rutan Samarinda, Jumat (10/1). Wahyu Susetyo resmi menyerahkan komando tertinggi Rutan Samarinda ke Taufiq Hidayat.

Wahyu Susetyo yang kurang lebih menjalani masa jabatan 2 tahun lebih ini, berpindah tugas ke provinsi Jawa Timur tepat nya, KaLapas Mojokerto Klas IIB.

dprdsmd ads

Sedangkan Taufiq Hidayat yang resmi menjadi Karutan Samarinda kini, sebelum nya menjabat aktif di Devisi Pemasyarakatan Kemenkumham Kaltim, sebagai Kasubid Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak. Ia juga pernah bertugas sebagai KPLP salah Lapas di Banjarmasin.

Dalam prosesi serah terima ini, kedua nya berkomitmen untuk menjaga pembinaan yang telah di bangun serta mengembangkan pembinaan rutan Samarinda kedepan.

Wahyu Susetyo juga berpesan kepada seluruh warga binaan pemasyarakatan untuk bersama menjaga situasi kondusif.

“Buat anak-anak ku warga binaan pemasyarakatan rutan, jangan lupa untuk tetap saling menghargai sesama, untuk saling bertoleransi, kita ini semua bersaudara Disni. Hidup rukun itu baik buat kita semua.” Ujar Wahyu

Acara ini di hadiri oleh Kanwil Kemenkumham Kaltim, Kepolisian Kota Samarinda, Pengadilan Kota Samarinda, TNI, serta perwakilan Lapas Bayur, Lapas Sudirman, dan Lapas Tenggarong.

Menurut Yudi Kurniadi Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Kaltim, Wahyu Susetyo sukses dalam melakukan pembinaan selama masa kepemimpinan nya.

“Sebagai pimpinan Pak Wahyu Susetyo sukses melakukan pembinaan, karna dalam lingkup Divisi pemasyarakatan Kemenkumham, pembinaan adalah ukuran keberhasilan pemimpin. Semisal Rusam Band yang menjuarai festival Band katagori umum di Balikpapan beberapa waktu lalu,” ujar Yudi.

Suasana haru menyelimuti proses serah terima jabatan ini. Wahyu Susetyo terlihat berulang kali meneteskan air mata sepanjang rangkaian acara.

Pegawai Rutan serta Kader Klinik Kesehatan binaan Rutan yang berinisiatif memberikan cindera mata, membuat Wahyu Susetyo tak sanggup menahan Isak tangis yang menambah haru prosesi acara ini.

Cindera mata itu berupa karikatur Wahyu Sestyo di Sertai sajak singkat. Saat membaca kan sajak yang tertulis pada karikatur itu, Wahyu Susetyo berhenti di tengah kalimat sambil menahan Isak tangis.

“Ruang Dan Waktu Adalah Media Menuliskan Kita Untuk Menuliskan Cerita, Yang Kelak Akan Terpatri Di Generasi Masa Depan. Selalu Ada Senja Dalam Ruang Dan Waktu Di Bumi Ini. Untuk Itu Pastikan, Sebelum Senja Itu Berakhir Kita Yakin Cerita Yang Kita Tulis Jadi Melodi Yang Ternyanyikan Merdu Hingga Generasi Selanjutnya” Bunyi sajak yang tertulis dalam karikatur, Cinderamata yang di beritakan.

(Red)