LGN Ajak Pemerintah dan Penegak Hukum Melakukan Pendekatan Medis dan Ilmiah

SAMARINDA – Begitu telinga kita mendengar kata Ganja atau tanaman ganja, sudah pasti kita terpikir bahwa ganja tanaman buruk, narkoba golongan 1, memabukan, merusak mental dan kesehatan.

Ini anggapan keliru menurut Dhira Narayana, Ketua Nasional Lingkar Ganja Nusantara (LGN) saat diskusi bedah buku “Hikayat Pohon Ganja Menyuburkan 12.000 Tahun Peradaban Manusia” di Samarinda, Perpustakaan Daerah Kaltim (14/9/17).

dprdsmd ads

Dalam kata pengantar nya, buku ini banyak memuat testimoni beberapa guru besar perguruan tinggi ternama di Republik ini.

Seperti yang di tuliskan Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, “Salah satu tumbuhan yang ajaib adalah pohon ganja. Manfaat besar yang di anugerahkan Tuhan melalui tumbuhan ini seolah sirna begitu saja ketika segelintir manusia berusaha menafikan dengan cara menggolongkan tumbuhan ini sebagai narkotika, atau bahkan lebih jauh lagi dengan memberi predikat ‘barang haram’. Persepsi negatif yang sudah tertanam demikian kuatnya pada masyarakat, hendaknya perlu kita luruskan bersama.”

Dalam diskusi yang juga menghadirkan BNN Kaltim serta beberapa instansi provinsi lainnya. Serta akademis Unmul.
Dhira, mengenali ganja melalui motede medis harus nya mendapatkan dukungan luas dari pemerintah tentu nya dan penegak hukum kita. Catatan sejarah ganja di ruang medis sudah terbukti baik.

Ia pun menyebutkan “Tahun 2006 ilmuan dari National Academy of Sciencesdi laboratorium tulang, Hebrew University,Yerusalem. Melaporkan bahwa pemberian nyawa sintetis cannabinoid (senyawa ganja), HU-308,dapat memperlambat perkembangan osteoporosis,merangsang pembangunan tulang, dan mengurangi hilangnya jaringan tulang pada hewan,”

Bahkan, minyak dalam biji ganja mengandung rasio 3:1 omega 3 dan omega 6 yang merupakan rasio sangat baik bagi kesehatan.” Tandas Dhira

Omega-3 terbukti efektif menurunkan tekanan darah dan tingkat kolestrol, menormalisasi metabolism lemak, mengurangi ketergantungan insulin pada penderita diabetes, dan meningkatkan laju metabolisme tubuh.

Sementara omega-6 dalam minyak biji ganja kebanyakan terdiri dari GLA ( gamma linoleic acid) yang merupakan omega-6 terbaik untuk menurunkan kolestrol.

“Ini merupakan pertama kali saya melakukan seminar bedah buku Hikayat Pohon Ganja, Di samarinda, Kaltim. Saya sangat berterima kasih kepada panitia pelaksana yang bersama saya mencoba membedah kebenaran tanaman yang tidak bersalah. Sesuai tema kami “memberi makna pada yang terlena.” Seru Ketua LGN, Dhira.

Untuk tampil diskusi terbuka membedah buku seperti ini, butuh keberanian tinggi. Di tengah secara normatif tanaman ganja ini masih di ikat oleh hukum pidana. “Tak jarang penegak hukum berlaku memojokan upaya pendekatan medis dan pengetahuan yang di lakukan LGN.” ujar nya.

Sri Murliati salah satu narsum pada kegiatan ini pun menegaskan dukungan nya, “Menurut saya sebagai tenaga pengajar, membedah buku terkait ganja ini tepat sebagai ilmu pengetahuan. Tidak ada salah nya mengetahui pemanfaatan ganja ini sebagai pengetahuan, toh juga sesuatu yang di anggap salah itu harus dibuktikan dulu secara realistis agar tidak selalu melabelkan sesuatu hal pada posisi salah tanpa uji kebenaran. Ujar Sri, Dosen Sosiologi ini.

Sudah banyak riset dari berbagai peneliti di dunia yang menjelaskan manfaat pohon ganja untuk kesehatan. Nampak nya belum membuka cara berpikir pemerintah dan penegak hukum di Indonesia.

Hal ini terlihat, saat beritainspirasi.info hendak meminta komentar BNN Kaltim yang juga hadir di acara tersebut. Pihak nya memilih tidak berkomentar dalam acara tersebut. (Arm)