Jakarta – Gugatan Departemen Kehakiman AS (DOJ) terhadap praktik monopoli Google membuka sebuah fakta baru. Google ternyata berperan besar dalam kesuksesan bisnis Apple.
Dalam gugatan itu, Departemen Kehakiman AS memperkarakan perjanjian kerja sama antara Google dengan Apple. Google menjalin kerja sama dengan Apple dengan menjadikan mesin telusurnya (browser) Google sebagai mesin pencari utama di perangkat seluler Apple dan browser web.
Dengan menempatkan Google sebagai mesin pencari default di browser Safari untuk iPhone dan iPad, Google menguasai 36% permintaan pencarian di AS. Akibatnya, perangkat Apple menyumbang hampir setengah dari lalu lintas pencarian Google pada tahun 2019.
Google membayar Apple dengan mahal atas kerja sama itu. DOJ mengutip “perkiraan publik” yang mengatakan Google membayar Apple antara US$ 8 miliar (Rp 116 triliun hingga US$ 12 miliar (Rp 175,2 triliun) per tahun untuk menjadi mesin pencari default pada produk Apple.
Apple menghitung pembayaran Google sebagai bagian dari bisnis layanannya, yang catatkan penjualan US$ 46,2 miliar pada tahun fiskal 2019 atau berkontribusi 17,7% dari total pendapatan perusahaan, tulis DOJ dalam tuntutannya seperti dilaporkan CNBC International, Kamis (22/10).
Dalam beberapa tahun terakhir Apple memang berusaha menjadikan bisnis layanan berlangganan sebagai masa depan perusahaan selain menjual perangkat.
Dengan asumsi penilaian DOJ soal pembayaran Google akurat, maka Google menyumbang hampir 17%-26% pendapatan layanan Apple. Bila kerja sama ini dipertahankan maka di masa depan salah satu mitra penyumbang pendapatan terbesar Apple adalah Google. (Red)
Artikel ini juga telah terbit di CNBC Indonesia dengan Judul : Terbongkar! Ada Google di Balik Kesuksesan Bisnis Apple