Transformasi Ekonomi dari Gasifikasi, Ikan Asin, Lampu Padam Hingga Pengembangan Maloy Ala Paslon

JAKARTA – Sebagai daerah strategis yang perubahan struktur gramatikal (perubahan rupa) pembangunan nya melalui pemanfaatan sumber daya alam dari masa kemasa, Kalimantan Timur sangat strategis di kenali tranformasi pembangunan nya.

1969 – 2017 Kaltim Tumbuh dengan pemanfaatan hasil hutan, lalu Mineral dan gas bumi , serta industri pengilangan dan gas alam cair menjadi primadona di masa nya, Pertambangan batu bara hadir sebagai sektor ekonomi baru kemudian perkebunan sawit ikut menjadi bagian sektor ekonomi di Kaltim.

Memetakan dasar isu strategis yang dihadapi saat ini, di tengah proses transisi politik Kalimatan Timur (pemilihan Gubernur 2018) mesti menjadi sorotan publik.

Seperti tema debat publik pasangan calon Gubernur dan calon wakil Gubernur Kalimantan Timur, yang di selenggarakan (25/04) Rabu, oleh KPU Kaltim bekerjasama dengan media televisi Nasioal (Metro tv).

Pasangan nomor urut 1 Andi Sofyan Hasdam dan Rizal Effendi menekankan pada industri Hilir, pengembangan pertanian perkebunan dalam arti luas, namun lebih banyak mengurai strategi mengurangi ketergantungan ekonomi pada sektor migas Dan Batu bara

“Selama Kaltim bergantung pada sektor migas Dan Batu bara maka selama itu belum pernah mencapai pertumbuhan di angka 5%” papar Sofyan Hasdam

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Ia memberikan konsep Hilirisasi, menurutnya dengan cara itu akan meningkatkan pertumbuhan dan pendapatan Masyarakat dengan pengembangan Industri hilir dari CPO

“Begitu banyak sawit di Kaltim, namun hanya sampai pada pabrik CPO dan daerah lain penikmat Hilirnya, maka Kaltim harus ada pabrik hilir untuk memberikan penghasilan tambahan dan bisa menampung tenaga kerja lebih banyak,” jelasnya

“Contohnya CPO menjadi minyak goreng, CPO menjadi biodiesel Dan lainya,”lanjutnya

Ditambah lagi Rizal Effendi sebagai Cawagub nomor satu menjelaskan Hirilisasi sektor Batu bara juga perlu dikembangkan supaya tidak terjadi seperti yang sudah Ada

“Hilirisasi Batu bara itu perlu misalnya dilakukan Gasifikasi, kalau Sumatra Barat itu bisa maka Kaltim juga harus bisa”.

Senada pasangan nomor urut 2 Syaharie Jaang dan Awang Ferdian Hidayat juga mengemukakan program hirilisasi yang berwawasan lingkungan, pengembangan sektor pertanian Dan perkebunan, meski tidak terlalu spesifik namun pada satu segmen Dengan melihat luasan laut Cagub Sharie jaang menilai itu juga adalah potensi untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat dengan Pola kerja bersama sektor swasta

“Perusahaan tidak bisa bergerak sendiri tanpa melibatkan Masyarakat, disitulah adanya intervensi Gubernur, sehinga Masyarakat diberikan bimbingan, edukasi, supaya Ada kesempatan Untuk berusaha,” Jelasnya

Hal itu Ia mencontohkan seperti yang terjadi dikota Bontang yaitu pemanfaatan ikan menjadi ikan Asin Dan dibiduk-biduk pabrik terasi, guna untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat.

Sementara Pasangan No urut 3 Isran Noor dan Hadi Mulyadi dalam pantauan beritainspirasi.info , Rabu (25/04) tidak banyak mengurai isu strategis dalam pembangunan Kaltim.

Dari segment satu menguraikan visi misi dengan mengangkat tagline menuju Kaltim berdaulat melalui Cawagub nomor 3 Hadi Mulyadi menekankan pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), dengan komitmen pengembangan SDM dari pingiran hinga pembangunan jalan produksi.

“Itu adalah modal utama terwujudnya Masyarakat Aman Dan sejahtera, dan kami tidak akan membangun mercusuar yang hanya dinikamati oleh orang tertentu,” paparnya.

Saat ditanya komitmen yang akan dilakukan untuk Mewujudkan kedaulatan Kaltim dalam mengelorakan SDA, namun Cagub no 3 hanya memberikan contoh dengan antrian disetiap SPBU hingga PLN yang sering padam.

Hal itu disebutnya Karena Kaltim adalah penghasil Sumber energi.
“Saya tidak mau lagi melihat SPBU antri, tiap malam lampu mati modar, Saya hanya berikan contoh agar Masyarakat paham apa yang akan Saya lakukan,” papar Isran

Demikian juga pasangan Cagub Cawagub no 4 Rusmadi-safarudin menilai pemanfaatan minyak bumi, gas dan batu bara harus secara bijak. Hal itu dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan Ekonomi dengan memperhatikan lingkungan

“sebagai contoh perkebunan kelapa sawit saat ini kita masih mengekspor dalam bentuk CPO maka kawasan industri maloy yang ditetapkan sebagai kawasan industri khusus harus dilanjutkan karena kita menginginkan produk dari CPO bisa menjadikan nilai tambah,” jelas safarudin. (Red)

kpukukarads