Beri.Id, SAMARINDA – Usai sudah gelaran Piala Menpora U-14 yang dipusatkan di Solo pada tanggal 26-29 Agustus 2019 yang lalu. Wakil Jawa Tengah, keluar sebagai juara pertama menang telak 3-0 atas wakil Banten (Juara 2), dan juara tiga diraih perwakilan dari Jawa Barat.
Sementara Kalimantan Timur (Kaltim) hanya bisa sampai pada 16 besar, keluar sebagai Runner up grup usai kalah dari Provinsi Jambi melalui adu finalty dengan skor 5-3.
Inna Agustina manager tim kontingen dari Kaltim menilai bahwa ada peningkatan yang ditunjukkan dalam permainan anak anak Kaltim dilapangan hijau.
“Secara kualitas, Kaltim gak kalah dengan daerah lain. Peningkatan sudah mereka tunjukan, Terbukti dengn pencapaian kemaren, dibanding tahun sebelumnya yang gak lolos fase grup,” Sebutnya dikonfirmasi pada, Minggu (01/09/19)
Sebelum menuju seri Nasional, ada beberapa tahapan yang dilewati, mulai dari seri Kabupaten kota, kemudian seri Provinsi, untuk Kaltim dipusatkan di kabupaten Kutai Timur (Kutim). Pemenangnya digabung bersama Talent Scouting diberangkatkan mewakili Provinsi Kaltim pada seri Nasional.
Namun begitu minimnya perhatian Pemerintah Provinsi menjadi sorotan para Ofiscial yang diberangkatkan mewakili benua etam (sebutan kaltim).
Perempuan Berhijab itu menyatakan bahwa anak anak bersama tim harus rela berjuang sendiri, ngocek kantong sendiri untuk Jersey, Jaket kontingen hingga kebutuhan lain yang tak terduga.
“Semuanya biaya sendiri, Yang ditanggung cuman tiket pulang pergi, itupun dari Bupati Kutim,” jelasnya
Dirinya menceritakan dalam pertandingan itu ada satu anak yang mengalami cidera sampai patah tangan, Itupun kata Agustina harus debat panjang dulu dengan panitia.
“Syukurnya itu kemudian masuk pembiayaan panitia, sempat alot debat panjang akhirnya Panpel yang tanggung,”ucapnya
Inna Agustina meyakinkan bahwa Kaltim tidak kekurangan bakat sepak bola muda, namun dirinya berharap agar pemerintah serius dalam memberikan perhatian kepada bibit masa depan daerah pada dunia sepak bola.
Untuk diketahui bahwa Piala Menpora ini dilaksanakan sebagai ajang untuk mendorong pengembangan dan pencarian bakat-bakat hebat pemain dari seluruh wilayah Nusantara.
Bahkan Menteri Pemuda Dan Olahraga (Menpora) memasukan bahwa ajang ini harus bisa menjadi pintu masuk yang baik bagi pesepakbola muda kita maupun operator lain bahkan federasi dan ujungnya nanti Kemenpora dapat mengeluarkan regulasi dan rekomendasi tentang jenjang sebuah kompetisi dapat dilakukan secara sistematis, terencana dan terukur. (Fran)