Cleaning Servis Berstatus S2

Samarinda – Rasa malu tidak cukup untuk mendapat rasa bangga, melainkan usaha yang maksimal, seperti jurmansyah salah satu petugas kebersihan (cleaning service) di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Mulawarman yang berhasil mencapai rasa bangga setelah menyelesaikan pendidikan di jenjang S2 konsentrasi kebijakan publik. Cukup menarik dan menjadi inspiratif perjalanan yang di tempuhnya dalam mencapai pendidikan yang sangat tinggi itu.

Jurmansyah, Pria kelahiran 1985 ini menjadi satu dari 1.080 mahasiswa yang mengikuti prosesi wisuda gelombang ke II 2017 Unmul Samarinda, Sabtu (8/7/2017) lalu. Sehari-hari, Jurmansyah bekerja sebagai petugas kebersihan (cleaning service) di tempat kuliahnya.Tidak hanya saat ini Jurmansyah berjuang mencapai pendidikan yang tinggi, pada saat beliau mencapai gelar S1, beliau juga sedang berjuang menyelesaikan kuliahnya sembari bekerja di salah satu counter handphone. Jurmansyah menempuh jenjang S1 di universitas 17  Agustus  (UNTAG) Fakultas Hukum pada 2004 hingga 2010. Pada saat itu jurmansyah belum bekerja sebagai petugas kebersihan.

Saat di temui Beritainspirasi.info, rabu 12/7/2017, Jurmansyah menceritakan pengalaman yang dia lewati, “Untuk memulai studi S2 saya harus menguras tabungan selama saya bekerja di counter handphone, untuk membayar uang semester 1 dan 2. Saat semester 3, saya beruntung mendapatkan Beasiswa Kaltim Cemerlang pada saat itu. Ujarnya.

Sesama kuliah diri nya sempat menyembunyikan status kerja kepada teman sekelas kuliah, bahkan dia harus hadir lebih awal untuk mempersiapkan ruang kuliah nya sendiri sebelum perkuliahan di mulai. 

Diri nya pun menyatakan tak menyangka bahwa pendidikan pasca sarjana nya ini bisa selesai cepat. 1 tahun 11 bulan masa yang Ia tempuh untuk menyelesaikan studi akademik nya. 

Sempat pula Ia menjelaskan kepada teman sekelasnya tentang status kerjanya. Namun teman nya tidak ada yang mempercayai hal itu, hingga ia harus menunjukkan SK tentang status kerjanya.

“Namun, di semester terakhir, saya terpaksa menjual sepeda motor saya untuk membayar uang kuliah. Sebagai cleaning service, saya hanya mendapat gaji  Rp 2,1 juta per bulan. Dan saya rasa itu sangat tidak cukup untuk membayar uang kuliah saya. Jadi terpaksa saya menjual sepeda motor saya untuk menambahi uang semester saya” . Tambahnya.

Bagi dia, meski hanya sebagai cleaning service, bekerja di instansi pemerintah membuat dirinya memiliki jaringan. Hal yang tidak di dapatkannya sebagai penjaga toko handphone.  (arm)

kpukukarads