Samarinda– Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi menghadiri pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) 2022 perwakilan Kalimantan Timur (Kaltim) di Ruang Maratua Lantai 4, Kantor BI Kaltim, Rabu (30/11/2022).
Hadi Mulyadi mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut dalam rangka laporan dari BI perwakilan Kaltim terkait pertumbuhan ekonomi Kaltim selama tahun 2022.
Dari laporan yang ada, kata Hadi, pihak BI perwakilan Kaltim melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kaltim tahun 2022 mengalami peningkatan meskipun dihadapkan dengan berbagai persoalan seperti Covid-19.
Menurutnya, merasa bersyukur atas segala pencapaian itu merupakan wujud kerjasama dari semua pihak termasuk seluruh masyarakat Kaltim.
“Dengan pencapaian Itu artinya masyarakat Kalimantan Timur sudah bekerja keras untuk membangun daerah ini dan Indonesia umumnya,” ucapnya.
Oleh karena itu, Hadi mengajak semua pihak untuk terus meningkatkan sinergitas yang baik, termasuk menggali potensi di semua sektor yang ada, agar pertumbuhan ekonomi Kaltim terus meningkat.
“Walaupun ada Covid-19 dan krisis dunia, Namun hal itu tidak terdampak di Kaltim, ini yang harus kita dipertahankan. Dan tetap sinergi dan inovasi dalam meningkatkan PAD,” jelasnya.
Meski demikian, ia tetap optimis bahwa, dalam pertumbuhan ekonomi Kaltim pada tahun 2023 mendatang akan terus membaik. Hal itu didukung dengan dengan banyaknya potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Bumi Etam saat ini.
“Kita berharap tahun depan lebih baik lagi, apalagi saat ini SDA kita yang luar biasa. Seperti sektor tambang dan sawit, karena itu berpotensinya besar dalam menambahkan PAD,” bebernya.
Sementara Deputi Kepala BI Perwakilan Kaltim, Hendik Sudaryanto menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan III tahun 2022 tercatat mengalami kenaikan sebesar 5,28 persen (yoy). Peningkatan ini melanjutkan tren pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun 2021.
Peningkatan ini, sebut Hendik, bersumber dari membaiknya permintaan negara, tujuan utama di tengah momentum harga komoditas utamanya batubara yang berada pada level tinggi.
“Sehingga pertambangan batu bara sebagai kontributor utama ekonomi Kaltim,” jelasnya.
Ditambahkanya, pemulihan ekonomi Kaltim turut didukung oleh peningkatan mobilitas dan permintaan masyarakat seiring dengan semakin gencarnya upaya program penghentian sebaran virus Covid-19.
“Sehingga tingkat vaksinasi di Kaltim sendiri tercatat menjadi salah satu yang tertinggi dan berada di atas rata-rata capaian vaksinasi nasional,” katanya.
Selain itu, kata dia, pada sisi pengendalian harga, Inflasi Kaltim hingga triwulan III 2022 tercatat sebesar 5,69% (yoy).
Inflasi tersebut disebabkan oleh gangguan rantai pasok global, kemudian berlanjutnya ketegangan geopolitik dan proteksionisme pangan di beberapa negara.
Meski demikian, inflasi yang lebih tinggi dapat tertahan seiring dengan sinergi dan koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam lingkup Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Sepanjang tahun 2022, lanjut dia, ekonomi Kaltim diperkirakan akan tumbuh positif dan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya dan hal itu sejalan dengan membaiknya kinerja pada lapangan usaha utama.
“Jadi, dalam pencapaian kinerja Kaltim selama tahun 2022 tidak terlepas dari kerjasama dari semua pihak, termasuk Masyarakat Kaltim seluruhnya,” bebernya.(BONNY)