BONTANG – Aliansi Mahasiswa Bontang Melawan lakukan aksi damai dalam penolakan terhadap omnibus law di depan kantor Walikota Lama, Gedung 3D Bontang. Aksi kedua setelah kemarin berhasil duduki kantor DPRD.
Kamis 8/10/20 lalu, setelah lakukan diskusi bersama dengan Anggota DPR Bontang. Mahasiswa dan DPR bersepakat untuk kembali menyuarakan penolakan pada hari ini.
Bedanya, hari ini massa sedikit berkurang dari jumlah sebelumnya yang mencapai tiga ratusan. Kali ini tidak sampai seratus.
Humas Aksi Saipul mengatakan berkurangnya massa aksi kali ini berangkat dari intimidasi pihak-pihak yang tidak menginginkan adanya aksi tersebut.
“Akhirnya itu yang mengganggu psikologis aksi massa itu sendiri. Jadi itu membuat barisan massa berkurang,” ucap Saipul, saat ditanyai usai aksi, pada Senin (12/10/20) sore tadi.
Lebih lanjut, Saipul juga mengutarakan kekecewaan untuk anggota dewan yang tidak datang sesuai janjinya. Karena diluar ekspektasi, akhirnya massa dengan cepat ditarik mundur untuk konsolidasi ulang.
“Makanya kita tarik kembali kawan-kawan untuk berkonsolidasi kembali terkait aksi hari ini,” jelasnya.
Terkait hasil aksi hari ini, massa berjanji akan merencanakan aksi lanjutan karena tuntutan belum mencapai klimaksnya.
Saat tak lama lakukan orasi, bernyanyi mars Bontang dan lagu-lagu perjuangan. Massa akhirnya ditemui oleh salah satu Anggota DPRD Bontang yang kebetulan sedang lakukan rapat kerja. Raking dari Komisi I DPRD Bontang menyambut baik aksi massa.
Raking menjelaskan bahwa saat ini surat penolakan terhadap Omnibus Law sedang dalam proses penyampaian ke pusat. Ia meminta agar massa bersabar untuk hasilnya.
“Bahwa aspirasi akan diteruskan ke provinsi hingga ke pusat oleh pjs. Walikota,” ucap Raking.
“Semua masih dalam proses, saya minta kita tunggu saja bersama,” Raking menghimbau.
Diakhir aksi, massa dan Anggota DPR lakukan pemotongan Tumpeng, yang menjadi rangkain aksi. Tumpeng yang juga sebagai tanda peringatan ulang tahun kota Bontang yang ke 21, yang diperingati pada hari ini. (Esc)
