SAMARINDA – Musibah banjir di Samarinda saat ini mulai mereda.
Meski demikian, beberapa hal imbas dari banjir juga diminta diwaspadai oleh masyarakat.
Selain itu, pemda setempat juga diminta sigap dalam adanya kemungkinan imbas dari banjir, seperti merebaknya penyakit ISPA (Inspeksi Saluran Pernapasan Akut).
Hal ini seperti disampaikan Siti Qomariah, anggota DPRD Kaltim.
“Selain diri sendiri harus menjaga kesehatan, banyaknya keluhan ISPA harus menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah untuk mencegah menyebarnya virus tersebut. Anak-anak umumnya rentan terserang begitu pula bahanya ISPA bagi ibu hamil,” kata Siti Qomariah, anggota DPRD Kaltim.
Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya jika penyebaran virus masih akan terjadi hingga beberapa waktu kedepan mengingat kondisi lembab yang ada akibat banjir.
Selain ISPA, beberapa keluhan warga seperti stress, hipertensi, alergi dan beberapa penyakit lain juga perlu menjadi perhatian.
“Senantiasa menjaga kebersihan, menjaga pola makan dan selalu berupaya mengutamakan hidup sehat sangat diperlukan,” katanya.
Terkait mulai adanya kemungkinan penyakit usai banjir, juga mulai terlihat beberapa waktu lalu.
Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah pasien terjadi di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Remaja, Sungai Pinang.
Sebagian besar pasien merupakan korban banjir yang menggenangi kawasan tersebut.
Korban banjir yang datang ke Puskesmas Remaja dari Kelurahan Gunung Lingai, Kelurahan Bandara, dan Kelurahan Temindung Permai.
“Keluhannya rata-rata batuk pilek, diare, sakit kulit, gatal-gatal, sakit telinga pada anak-anak,” ungkap dr Helsis Simbolon, Kepala UPTD Puskesmas Remaja, Rabu (19/6/2019) lalu.
Bila hari biasa Puskesmas Remaja hanya melayani paling banyak 80 pasien, saat ini meningkat hingga 180 pasien per harinya.
“Peningkatan pasiennya memang cukup terasa, dan memang yang berkunjung 80 persen itu korban banjir,” ucapnya.
Pasien rata-rata berusia antara 6-45 tahun, sedangkan petugas kesehatan saat ini ada 40 petugas yang siap melayani pasien. (*)