Batal Pelantikan, Siapkan Program, BPPD Kaltim Berharap Penanganan Covid Sejalan Promosi Pariwisata

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kaltim, Syarifuddin Tangalindo

SAMARINDA – Meskipun pelantikan pengurus Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kaltim batal digelar. Bukanlah menjadi hambatan bagi mereka untuk menyusun rencana kerja.

Sejatinya pelantikan itu berlangsung pada 4 Februari 2021. Batal dilaksanakan karena situasi Pandemi Covid-19. Menyusul Intruksi Gubernur Kaltim Isran Noor, pada tanggal yang sama memerintahkan agar tak ada aktifitas warga akhir pekan selama dua hari, yaitu Sabtu dan Minggu.

“Bagi kami untuk melakukan aktifitas, sebenarnya tidak harus menanti pelantikan, karena sebenarnya SK (Surat Keputusan) nya juga sudah keluar,”kata Syarifuddin Tangalindo Ketua BPPD Kaltim.

Dia menganggap bahwa menyusun program dan perangkat pendukung lainya adalah hal yang paling utama daripada seremonial pelantikan.

“Itu yang harus kami kejar. Dan sedang kami lakukan,”terang Syarifuddin.

Lebih lanjut dia menjelaskan, mengenai promosi sebetulnya tidak ada kaitannya dengan adanya Pandemi. Karena promosi bisa menggunakan media yang tersedia, atau hal pendukung yang bisa dilakukan.

Hanya saja dampak dari promosi itu menjadi masalah. Disebutkan dalam promosi esensinya mengajak orang. Dengan harapan orang bisa melancong. Tetapi harus terbentur dengan aturan ditengah Pandemi yang belum selesai.

“Kita promosi kan mengajak orang untuk datang. Tetapi, ketika promosi kita lakukan, orang gak bisa datang. Itu masalahnya. Efek promosi berdampak atau tidak,”tegas Sarifuddin.

Olehnya itu dia berharap, kebijakan pemerintah bisa sejalan dengan promosi yang akan dilakukan oleh BPBD.

Sektor Pariwisata Lebih Siap Beradaptasi

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah giat sosialisasi CHSE (clean, health, safety & environment) bagi pegiat dan industri pariwisata. Dari restoran, perhotelan, hingga penyedia tempat rekreasi.

Kebijakan yang biasa disebut Kampanye Indonesia Care itu bertujuan agar industri pariwisata bisa kembali berjalan. Sehingga untuk mendapatkan sertifikat CHS pun dilakukan dengan audit yang ketat.

Dibenua Etam (sebutan Kaltim) sejumlah industri pariwisata telah mengantongi sertifikat tersebut. Dari hal itu Sarifuddin Tangalindo menilai sektor pariwisata sebetulnya merupakan sektor yang paling siap beradaptasi dengan kehidupan normal baru ditengah Pandemi. Karena banyak hal yang disiapkan sektor ini untuk berjalan.

“Secara prinsip bahwa Covid ini adalah musuh kita bersama. Makanya kita sangat mendukung proses penanganan nya. Tetapi kita berharap, kebijakan penanganan Pandemi tidak dibuat rata, ada hal tertentu juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan,”urainya. (Fran)

Exit mobile version