Buat Formula Baru Dalam Partisipasi Rakyat, Apri Gunawan Dirikan 58 Rumah Rakyat

Beri.id, SAMARINDA – Bukan sekedar wacana, setelah digembar gemborkan jauh hari tentang konsep rumah rakyat. Secara resmi Apri Gunawan umumkan konsep rumah rakyat itu pada, Sabtu (23/11/2019) di jalam AW. Syahranie, Kelurahan Air Hitam, Samarinda.

Rumah rakyat itu kini sudah terbentuk di empat kecamatan, ditargetkan awal Desember akan rampung hingga 10 kecamatan dari  58 kelurahan yang ada di Samarinda.

dprdsmd ads

Apri Gunawan adalah sosok muda dari latar belakang pengusaha yang kini ikut berkontestasi dalam Pilwali Samarinda.

Buah pikir atas pendiskusian bersama tim dan relawan, mereka menilai bahwa selama ini dalam kontestasi politik, rakyat selalu menjadi objek elektoral dalam perolehan suara, lepas dari riuh partisipatif selama ini dibicarakan.

“Konsep ini, saya coba munculkan  formulasi baru yang mampu mendobrak budaya politik usang yang selalu hanya berbicara tentang suara keterpilihan, setelah itu mengabaikan atau bahkan meninggalkan masyarakat dengan segala problematika,” kata Apri.

Sudah tentu rumah takyat ini salah satu tujuanya adalah sebagai alat perjuangan dalam kontestasi politiknya. Tetapi Apri menegaskan, lebih dari itu rumah rakyat dibentuk sebagai substansi atas partisipasi rakyat dalam jalanya roda pemerintahan.

“Rumah takyat ini bakal menjadi rumah aspirasi, memberikan solusi sebagai bentuk partisipasi dan pengawalan terhadap kebijakan pemerintah kedepan. Rumah Rakyat bisa dijadikan jembatan antara masyarakat terhadap pemerintah saat ini,”ujarnya.

Dari proses itu, Ketua IPDP Kaltim ini inginkan agar masyarakat terlibat aktif dalam tiap-tiap proses serta kejadian lapangan.

“Saya ingin intens mendengar, melihat, menyerap, serta merumuskan solusi atas tiap persoalan yang ada hingga pada tataran lapisan masyarakat terbawah,”tandasnya.

Ditempat yang sama, Andi Andis selaku koordinator rumah rakyat menegaskan, konsep ini dibangun tanpa ada kesan megah apalagi ada embel embel bayaran.

“Bisa kalian cek sendiri, tidak ada warga yanh dibayar, mereka sipakan rumah secara sukarela, semua tanpa kepura puraan untuk mencuri simpati. Namun ini karena adanya kesamaan dari perbedaan yang begitu mencolok selama ini,”katanya.

(Jr/*)