Dewan Soal UMK Samarinda: Masih Ideal Karena Situasi Pandemi

Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda, Subandi. ©Dodi/beri.id
Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda, Subandi. ©Dodi/beri.id

SAMARINDA – Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda, Subandi menjelaskan bahwa penetapan upah minimum kota (UMK) telah melalui kajian. Sehingga penetapannnya telah dengan pertimbangan kondisi pandemi covid-19.

“Hampir semuanya terdampak Covid-19 selama kurang lebih 2 tahun, menurut saya angka sekarang sudah ideal,”ucapnya saat di wawancara awak media, Senin, (22/11/21).

Subandi menjelaskan bahwa standar hidup layak itu berada pada kisaran nominal 3,5 juta. Namun karena masih dalam situasi pandemi sehingga penetapan UMK juga berdasarkan kondisi ekonomi pada daerah yang terdampak. Termasuk kota samarinda.

Dia menilai bahwa UMK yang akan di tetapkan masih ideal untuk suasan pandemi.

“Kalau bicara ideal 3,5 cuman kita liat kondisi, banyak juga pengusaha berat biayanya opsional, saya setuju aja kalau sekarang UMk begitu,”katanya

Dirinya pun berharap agar agar suasana pandemi segera berakhir aktivitas ekonomi bisa pulih bahkan bisa bertumbuh menuju taraf kesejahteraan.

“Saya harap semua normal kembali dan bisa berjalan seperti biasa, saya tidak bela pengusaha tapi kita harus ferr dan sekarang situasi PANDEMI,”ujarnya

Subandi mengungkapkan, dirinya juga sering mendengar banyak yang terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) karena sebagian perusahaan sulit dalam operasional sehingga ada gaji yang tertahan.

“Korban PHK banyak sering kita dengar, cuman tidak membahas upah dikaltim Perusahaan sulit operasional sehingga gaji mereka ditahan mungkin kerna situasinya lagi sulit,”bebernya

Ia menyampaikan bahwa jika ada perusahaan yang tidak terdampak secara keuangan namun masih membayar karyawan di bawah umk hal itu perlu mendapatkan sanksi yang tegas.

“Tetapi ada juga perusahaan yg sudah baik-baik aja dan membayar karyawan nya di bawah UMK itu sangat terlalu,”tuturnya

Politisi PKS ini menjelaskan bahwa pemerintah kota samarinda bisa mengadakan pelatihan UMKM serta memberikan pelajaran sejak dini bagi siswa-siswa untuk belajar menjadi pengusaha hal ini bisa jadi rekomendasi untuk dinas pendidikan.

“Solusinya pemerintah harus cepat melakukan cari solusi misalnya pelatihan UMKM dan bisa hingga banyak di Samarinda,Pemerintah dan dinas pendidikan anak-anak  kita di ajar sejak diini diajarkan mental enterpreneur,”ungkapnya

Subandi menyatakan bahwa dengan banyaknya UMKM diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan, hal ini juga mampu mengentaskan kemiskinan.

“Dengan banyak nya UMKM pengguran bisa terserap dan banyak membuka lapangan pekerjaan yang lebih banyak nantinya, dengan sndiri kemiskinan ngikut,”pungkasnya. (Dod) 

kpukukarads