SAMARINDA – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Samarinda sudah berjalan mulai 20 September 2021. PTM ini berjalan setelah kota Tepian ini memasuki PPKM Level 3.
Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti mengatakan bahwa PTM harus tetap di laksanakan agar anak-anak tidak mengalami learning loss atau terjadinya kemunduran proses akademik karena suatu kondisi tertentu.
“Karena kita tidak ingin kehillangan hak anak untuk pendidikan,”ucapnya saat di wawancara awak media, Rabu (29/09/21).
“PTM ini kan sebenarnya semacam di paksakan dan itu harus di lakukan,”sambungnya lagi.
Dia menjelaskan, waktu belajar disekolah juga berbeda dengan sebelum Pandemi. Jika sebelumnya para siswa punya waktu belajar di sekolah delapan jam. Itupun dinilai tidak efektif. Apalagi saat pandemi hanya diberi waktu dua jam.
“Kalo di bilang 2 jam itu efektif ? tentu tidak efektif, yang 8 jam aja tidak efektif,”ujarnya.
Tetapi bagi Politisi partai demokrat ini, dengan mereka belajar tatap muka. Disana ada ruang secara psikologis. Siswa – Siswi bisa betemu dengan temannya, bertemu gurunya sehingga ruang sosialiasi anak-anak ini bisa beradaptasi.
Meskipun lanjut dia, ada beberapa daerah terjadi klaster sekolah namun di kota Samarinda tidak ada laporan seperti terjadi hal demikian.
“Khususnya di Samarinda sekolah tangguh tahap pertama telah di buka 14 sekolah, tidak ada yang terjangkit baik guru maupun siswa. Demikian sekolah tangguh tahap kedua ada 40 sekolah,”bebernya.
Untuk siswa-siswi yang mengikuti PTM berkala, Sri berharap agar tidak abai terhadap kebersihan, makan juga tidak boleh berhadapan, dirinya pun berharap agar semua patuh pada keputusan bersama 4 menteri atau SKB 4 menteri.
“Kita inginya dengan adanya PTM anak-anak tetap selamat,tetap sehat,”pungkasnya. (Dod)