Banjir Samarinda Membuat Pelaku Usaha Memilih Tempat Lain

Beri.id, SAMARINDA– Bencana banjir terus melanda kota Samarinda setiap hujan meskipun dengan intensitas sedang. Dalam sepekan ini air setinggi betis orang dewasa kembali menggenangi sejumlah ruas kota. Akibatnya  beberapa tempat usaha terpaksa tutup.

Dayang Donna Faroek Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kaltim memberikan komentar atas terjadinya banjir di Kota Tepian ini.

dprdsmd ads

Dona mengaku prihatin atas bencana banjir yang terjadi karena mengakibatkan beberapa jalan menjadi lumpuh dan tidak bisa di akses oleh masyrakat.

Bahkan, warga yang hendak menuju ke bandara APT. Pranoto terpaksa menumpang dengan truk yang menuju ke arah Bontang, kemudian dijemput oleh Bus Damri dari arah tanah merah, selain itu juga dievakuasi mengunakan menggunakan truk yang disipakan TNI dan Polri.

“Saya sangat prihatin dengan banjir yang terjadi kemarin, saya kaget liat sosial media melihat samarinda banjir lagi, dan pemerintah kota kurang tanggap dengan informasi dari BMKG dengan akan terjadinya hujan besar kemarin,” Kata Donna Faroek saat dikonfirmasi pada, minggu (12/1/2019).

Sebelumnya, pemkot sudah menerima tambahan anggaran sebesar 10 Milyar dari APBD-P 2019 untuk penanganan banjir. Tetapi progress mengurai banjir belum juga dirasakan oleh warga.

Menurut Donna jika persoalannya adalah anggaran, maka itu adalah tugas pemerintah untuk mencari peluang-peluang untuk dapat menambah anggaran dalam penanganan banjir.

“Kalau masalahnya adalah anggaran, lah kita ini punya pemimpin. Pemimpin yang seharusnya dapat mencari dana itu, contoh lah semarang dan surabaya. itu tergantung pemimpinnya” ucap Donna.

Angggaran yang telah disiapkan oleh Pemprov yang terbilang besar tersebut kata Donna, mestinya dapat dimaksimalkan dengan perbaikan dan pembuatan drainase, sehingga jalur pembuangan air menuju sungai mahakam dan anak sungai mahakam bisa maksimal.

“Saya tinggal di Jl. Barito, dari dulu banjir menggenangi rumah saya. Tidak usah mencontohkan daerah jauh dari tempat saya, rumah sendiri pun terendam banjir, karena drainasenya sama sekali belum pernah di sentuh pemerintah,” lanjutnya.

Situasi banjir yang kerap terjadi turut berdampak pada roda perekonomian di Samarinda. Donna menjelaskan, pengusaha memilih untuk berinvestasi dan membuka usaha di daerah lain seperti balikpapan dan penajam karena wilayahnya jarang terkena banjir.

“Kolega di kalangan pengusaha banyak yang ingin mengembangkan usaha di daerah penajam dan balikpapan, karena daerahnya aman untuk membuka peluang usaha. Tetapi saya lebih menganjurkan agar melirik Samarinda yang notabenenya adalah ibukota Kaltim,” katanya.

Donna berharap agar pemangku kebijakan untuk dapat mendiskusikan bersama perihal banjir yang persoalannya tidak kunjung usai, hanya saja sebut dia, pihak pemkot sangat slow respon akan ajakan tersebut.

“Kami sudah sering mengatur waktu untuk membicarakan masalah banjir ini, cuman yah gitu. Pemkot slow respon, bahkan kami cuma di undang sebagai tamu-tamu saja untuk setiap agendanya” tutupnya.

(ESC)