BERI.ID – Kritik keras dikeluarkan eks menteri Joko Widodo (Jokowi) atas kejadian teror kepala babi ke kantor Tempo.
Kritik itu datang dari Susi Pudjiastuti yang pernah menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan di ere kepemimpinan Jokowi.
Ktitik Susi Pudjiastuti itu diberikan bukan pada peristiwa kepala babi yang dikirim ke kantor Tempo, melainkan kepada respon yang diberikan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi.
Diketahui, awak media sempat menanyakan soal teror kepala babi itu kepada Hasan Nasbi.
Namun, ia menjawab dengan santai, agar kepala babi itu bisa dimasak saja.
“Dimasak saja,” ujar Hasan Nasbi saat itu.
Respon inilah yang ditanggapi Susi Pudjiastuti di media sosial Twitter miliknya.
Dalam kritiknya itu, Susi Pudjiastuti juga mentag nama Presiden RI, Prabowo Subianto.
“Ignorance! Dia harus berhenti mewakili pemerintah bicara di muka publik. Pak @prabowo,” cuit Susi Pudjiastuti.
Belakangan, klarifikasi kemudian disampaikan Hasan Nasbi soal ujarannya dimasak saja tersebut.
Hasan mengklaim tidak bermakud melecehkan wartawan dan media massa.
Ia justru beranggapan bahwa dengan merespon tak berlebihan, maka akan mengecilkan pihak peneror.
“Respons yang benar itu adalah respons seperti si Fransisca itu dengan mengecilkan si peneror,” kata Hasan Nasbi kepada wartawan, Sabtu (22/3/2025).
“Saya itu kemarin hanya menyempurnakan responsnya Cica, itu saja,” sambungnya.
Menurutnya, suatu teror biasanya bertujuan untuk menakut-nakuti. Respons santai seperti pernyataan atau cuitan Cica di akun X-nya, dinilai cara paling efektif untuk menghadapi ancaman. Sebab, dengan begitu maka pelaku atau peneror akan kehilangan tujuannya.
“Kalau sudah dikecilkan kayak gitu, sekalian saja dikecilkan si penerornya dengan cara dimasak, ya kan? Dan si Cica itu makan babi kan? Jadi bukan pelecehan itu. Coba lihat X-nya si Cica, menurut saya, itu respons yang benar kayak gitu, jadi saya meneruskan itu,” ujar Hasan.
Dia menilai, suatu ancaman jangan terlalu dibesar-besarkan, karena sikap itu justru membuat peneror merasa tujuannya tercapai.
Di sisi lain, Hasan Nasbi mengaku heran dengan respons publik yang menyudutkannya. Padahal dia hanya bermaksud untuk menjatuhkan peneror.
“Jadi saya bingung kenapa marah-marah, tetapi kirim sajalah, namanya orang kan. Jadi jangan sampai kita justru ikut membesar-besarkan ketakutan, karena itu targetnya si peneror. Kita harus mengecilkan dia,” pungkas Hasan Nasbi. (len)