Hari Pertama MBG di SDN 002 Samarinda Kota, Ada Makanan Dikemas Terpisah! Kenapa? 

epala Sekolah SDN 002 Samarinda Kota, Suraji. (Foto: Lisa/beri.id)

BERI.ID – Meskipun masih melakukan sejumlah penyesuaian teknis, hari pertama program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 002 Samarinda Kota, diakui Kepala Sekolah Suraji berjalan lancar, dengan persiapan yang telah dilakukan sejak tiga hari sebelum pelaksanaan.

Persiapan itu termasuk pendataan jumlah siswa dan identifikasi anak yang memiliki alergi terhadap jenis makanan tertentu.

Dari total 532 siswa yang terdiri dari kelas 1 hingga kelas 6, pihaknya juga mencatat adanya beberapa anak dengan alergi makanan tertentu yang telah diantisipasi sejak awal agar tidak mengganggu kelancaran kegiatan makan bersama.

“Ada beberapa yang memiliki alergi makanan, dan itu sudah kami antisipasi,” ujar Suraji, Kamis (6/11/2025).

Lanjutnya, pihak sekolah menyiapkan skema khusus agar makanan yang tidak bisa dikonsumsi siswa alergi tidak terbuang sia-sia.

Makanan tersebut dikemas terpisah, sementara siswa yang bersangkutan tetap mendapat menu pengganti agar tetap ikut makan bersama.

“Misalnya ada yang tidak bisa makan telur, ya akan diganti dengan menu lain. Prinsipnya tetap makan bersama, tidak ada yang terlewat,” jelas Suraji.

Dari sisi teknis, sekolah juga menyiapkan ruang khusus di UKS untuk distribusi dan penempatan makanan sebelum dibagikan.

Jadwal makan disesuaikan dengan waktu istirahat agar pelaksanaan lebih tertib.

“Makanan datangnya sekali, mulai datang di sekitar pukul 09.00. Jadi kelas 1 dan 2 bisa makan di jam istirahat pertama, lalu kelas berikutnya menyusul hingga menjelang siang,” ujarnya.

Jadwal pagi ini khusus kelas 1, 2, 3, 5, dan 6. Selain pembagian pagi, sekolah juga menerapkan sistem dua shift untuk mengakomodasi kelas siang, yakni kelas 3 dan 4, yang dijadwalkan sekitar pukul 13.00-15.00 Wita.

Suraji memastikan koordinasi antara guru dan panitia sekolah berjalan baik agar semua siswa mendapatkan jatah makan secara merata.

“Shift kedua dimulai sekitar pukul 13.00 sampai selesai. Kami pastikan makanan sudah tersedia lebih awal agar tidak mengganggu jam belajar,” katanya.

Ia menilai pelaksanaan MBG tidak hanya berdampak pada peningkatan gizi siswa, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal melalui keterlibatan penyedia bahan baku dan tenaga kerja di bidang katering.

“Program ini bukan sekadar soal makan sehat, tapi juga bagian dari dukungan terhadap ekonomi daerah dan penguatan sumber daya manusia,” terang Suraji.

Dengan jumlah siswa mencapai 532 orang, Suraji berharap program ini terus berlanjut dan semakin matang dalam aspek teknis maupun pengawasan kualitas pangan.

Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara sekolah, pemerintah, dan penyedia logistik agar pelaksanaan MBG di Samarinda menjadi model yang efektif untuk peningkatan kualitas gizi anak sekolah dasar.

“Mudah-mudahan yang jelas ini dapat mencerdaskan bangsa. Termasuk juga support ekonomi, menyangkut sumber daya manusianya,” tutupnya.

Diketahui, distribusi makanan yang diterima SDN 002 Samarinda Kota berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bugis, di Go Mall Samarinda. (lis)