SAMARINDA – Musibah banjir yang terjadi di Samarinda beberapa waktu lalu, sampai saat ini masih menjadi momok bagi masyarakat di Kota Tepian.
Pasalnya, banjir menjadi musibah musiman yang kerap terjadi berulang kali.
Terkait hal itu, fraksi partai Golkar di Karang Paci- sebutan DPRD Kaltim meminta agar adanya bantuan keuangan (bankeu) dari Pemprov Kaltim yang dimasukkan dalam APBD Perubahan Kaltim 2019 serta APBD Murni Kaltim di 2020.
Hal ini seperti disampaikan Ketua Fraksi Partai Golkar, Sarkowi V Zahry.
“Kalau belum bisa memberikan bantuan penuh, paling tidak sebagian sudah bisa dialokasikan di APBD-Perubahan,” ucapnya.
“Sisanya, bisa ditambah di APBD-Murni Tahun Anggaran 2020,” lanjutnya lagi.
Diketahui diperkirakan warga korban banjir di Kota Samarinda, Kalimantan Timur terdeteksi sebanyak 30.580 jiwa dari 9.358 KK yang tersebar pada tiga kecamatan, yakni Kecamatan Samarinda Utara, Sungai Pinang, dan Kecamatan Samarinda Ulu.
“Warga korban banjir paling banyak terjadi di Kecamatan Sungai Pinang sebanyak 23.261 jiwa yang tersebar pada empat kelurahan,” ujar Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda Hendra AH.
Selanjutnya di Kecamatan Samarinda Utara ada 13.794 jiwa. Mereka tersebar di Kelurahan Sempaja Timur sebanyak 2.534 jiwa atau 828 KK.
Ketinggian air di kelurahan ini antara 25 cm hingga 100 cm. Ketinggian air rata-rata pada 14 kawasan di kelurahan ini antara 25-75 cm, sedangkan banjir paling dalam terjadi di Perumahan Bumi Sempaja, terutama di RT 1 ketinggiannya mencapai 100 cm.
Pada Kelurahan Sempaja Utara, lanjutnya, terdapat 2.511 jiwa yang terdampak banjir. Mereka tersebar pada 705 KK di sembilan RT yang terendam dengan ketinggian air rata-rata 50 cm. (*)