Jadi Ikon Toleransi, Mahasiswi Satu Ini Banjir Pujian

SAMARINDA – Tatapan matanya polos menyapu seisi aula. Sesekali ia melempar senyum. Dengan penuh percaya diri, gerakan tangan dan kaki beriring seirama alunan musik. Hijab pink membalutnya, memberi warna berbeda bagi Nurseha Ratuloli.

Mahasiswa semester 6 Universitas Widyagama Mahakam Samarinda ini menjadi salah satu penari dari tim sanggar seni Angkatan Muda Adonara (AMA) Samarinda dalam kegiatan ibadah pra temu raya orang muda Katolik Keuskupan Agung Samarinda (Terangkasa) di Aula Sekolah Asisi, Selasa (01/05) lalu.

Loly panggilan akrabnya dianggap menjadi ikon toleransi dalam acara itu. Ia tampil menari menggunakan hijab mendapat pujian dari banyak pihak. Pastor Frans Telambanua SVD yang memimpin jalannya ibadah anak muda Katolik ini pun memberi apresiasi khusus.

“Tadinya saya agak kaku karena ibadah umat Katolik. Tapi pada akhirnya saya bisa menari dengan maksimal,” ungkap Loly.

Meski kadang merasa deg-degan namun mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi ini sekaligus mengungkapkan rasa senangnya bisa tampil di acara ibadah agama lain. Bagi dia ini pengalaman berharga, sulit dilupakan.

“Ini baru pertama kali dan menyenangkan. Perbedaan itu memang indah. Semoga bisa menjadi contoh yang baik bagi kita semua,” tuturnya.

Felix Dosi Samon, salah satu penasihat AMA Samarinda juga turut memberi apresiasi kepada AMA Samarinda yang selalu memupuk dan menjaga toleransi antar umat beragama.

Apalagi, kata Dosi (sapaannya) ditengah deru hiruk pikuk perbedaan cara pandang soal kehidupan beragama menjadi isu paling seksi dimainkan banyak pihak untuk memicu konflik. “Hari ini sekali lagi kita menyaksikan ikon toleransi yang luar biasa,” serunya mengapresiasi Loly.

Menurutnya, masa sekarang bukan cuma sebagian bangsa ini yang sedang bingung mencari referensi toleransi antara umat beragama, tetapi juga dunia luar, maka AMA Samarinda mesti mengkampanyekan hal ini. Bahwa berbeda itu indah.

“Saya salut dengan teman-teman AMA Samarinda. Ada rasa bahagia campur haru,” tuturnya.

Dia berharap agar tim sanggar seni AMA terus mengepakkan sayap melestarikan dan menampilkan tarian terbaik lamaholot di acara resmi atau ajang kompetisi di Bumi Etam.

Diketahui, acara terangkasa adalah kegiatan temu raya untuk seluruh muda mudi Katolik yang akan dihelat di Kubar tanggal 16-20 Juni mendatang. Kegiatan ini diikuti oleh orang muda Katolik (OMK) dari 25 paroki se-Keuskupan Agung Samarinda, Kalimantan Timur. (Red)

kpukukarads