SAMARINDA – Korban meninggal di lubang tambang kembali terjadi.
Kali ini menimpa salah seorang pelajar SMP di Muara Kaman, Kukar.
Korban meninggal di lubang tambang itu bernama RNA (nama inisial), seorang pelajar SMP di Desa Bunga Jadi, Kecamatan Muara Kaman, Kutai Kartanegara, Minggu (21/4/2019) sekitar Pkl. 18.00 Wita lalu.
Anak kedua dari pasangan Wiyono dan Sri Rahayu ini ditemukan tewas setelah sebelumnya bersama dengan empat temannya bermain di sekitar lubang tambang.
Kejadian na’as ini menambah daftar panjang korban tewas di lubang-lubang tambang batu bara di Kalimantan Timur menjadi 33 orang sejak 2011 lalu.
Berdasarkan penelusuran Jatam Kaltim, lokasi tenggelamnya RNA diduga berada di konsesi tambang milik PT.Mandala Usaha Tambang Utama (PT. MUTU).
Perusahaan ini memegang dua konsesi tambang dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan luas masing-masing 616, 00 Ha dan 1.059, 00 Ha.
Letak lubang tambang, tempat dimana korban tenggelam pun hanya berjarak sekitar 57 meter dari jalan umum.

Atas kejadian tersebut, anggota DPRD Kaltim, Baharuddin Demmu juga angkat suara seputar musibah korban meninggal di lubang tambang yang terjadi baru-baru ini.
Baharuddin Demmu juga dikenal sebagai mantan Dinamisator Jatam Kaltim.
Ia meminta adanya hal konkret yang bisa dilakukan pemerintah dengan menginstruksikan pihak perusahaan. Termasuk menutup paksa lubang-lubang tambang yang masih ada di lingkungan warga
“Harusnya ditutup paksa saja, karena kalau masih dibiarkan saja akan terus banyak korbannya. Karena dengan prihatin saja tidak cukup harus ada tindakan yang tegas, apalagi ada lubang tambang yang berada dekat sekali dengan pemungkiman warga itu sangat disayangkan kalau dibiarkan saja,” Kata Baharuddin, Sabtu (27/4/2019).
Hal itu disebutnya sudah berulang kali disarankan. Ia meminta pemerintah bisa lakukan hal cepat dan tidak hanya menunggu adanya korban, kemudian baru akan bertindak,
“Jangan ketika ada kejadian seperti ini baru heboh, kemudian tidak ada tindakan apa-apa lagi. Sangat diharapkan Pemerintah Provinsi Kaltim menindak tegas kejadian ini, harus ada solusi yang tegas karena masyarakat sangat membutuhkan tindakan tegas dari pemerintah,” ucapnya. (*)