BERI.ID – Akhir bulan April ini, Museum Arkeologi Pompeii di Naples, Italia akan membuka sebuah pameran yang menyoroti kehidupan perempuan di kota Pompeii yang terkenal karena terkubur letusan Gunung Vesuvius. Salah satu penemuan terbaru yang menakjubkan akan menjadi sorotan utama dalam pameran ini.
Patung seorang pria dan seorang perempuan—yang diyakini sebagai pendeta wanita—ditemukan dalam kondisi sangat baik, berdiri di dekat tembok sebuah kompleks makam di dekat gerbang Porta Sarno, salah satu pintu masuk kota Pompeii.
Patung pria tampak mengenakan toga dan memiliki tampilan sederhana.
Sementara itu, patung perempuan terlihat memakai mantel dan tunik yang dihiasi berbagai aksesori, termasuk anting berbentuk kendi (amphora), cincin kawin, gelang, dan liontin berbentuk bulan sabit yang dikenal sebagai lunula—hiasan khas gadis Romawi sebelum menikah.
Di tangan kanannya, patung perempuan tersebut memegang daun-daun laurel—yang dahulu digunakan oleh para imam dan pendeta Romawi untuk mensucikan tempat. Detail ini membuat para arkeolog meyakini bahwa perempuan tersebut adalah seorang pendeta, kemungkinan pendeta dewi Ceres—dewi kesuburan, panen, dan keibuan yang juga dikaitkan dengan bulan.
Menariknya, meskipun lunula biasanya digunakan sebelum menikah, patung ini juga memakai cincin kawin. Para peneliti menduga bahwa simbol bulan tersebut mungkin juga melambangkan hubungan dewi Ceres dengan pertanian, terutama dalam membimbing petani saat menanam dan memanen.
“Dia mungkin adalah seorang pendeta dewi Ceres, terlihat dari tanaman yang dipegang dan gulungan papirus di tangan kirinya,” ujar Gabriel Zuchtriegel, direktur Taman Arkeologi Pompeii, mengutip dari The Guardian.
Lokasi penemuan ini sebenarnya sudah diekskavasi sejak tahun 1998 saat pembangunan jalur kereta wisata di kawasan taman arkeologi. Saat itu ditemukan sekitar 50 makam kremasi, namun patung-patung ini baru muncul ke permukaan pada Juli tahun lalu.
Walau belum ada tulisan atau prasasti yang menjelaskan hubungan keduanya, diduga mereka adalah pasangan suami-istri. Patung ini diperkirakan dibuat pada abad ke-1 atau ke-2 SM, di masa Republik Romawi Akhir.
Penemuan ini dianggap langka tidak hanya karena usia dan keindahan ukirannya, tetapi juga karena kemungkinan besar menggambarkan seorang pendeta wanita dengan atribut keagamaan—sesuatu yang jarang ditemukan.
Patung ini akan dipamerkan mulai 16 April dalam pameran bertajuk “Menjadi Perempuan di Pompeii Kuno” yang mengangkat peran gadis muda, ibu, dan kalangan pendeta dalam kehidupan sosial masyarakat Pompeii. (len)