Samarinda, Beri.id – Pembangunan proyek Teras Samarinda mengalami sejumlah kendala, terutama terkait keterlambatan pengiriman material dari luar negeri.
Anggota Pansus LKPJ Walikota, Abdul Rohim, menyampaikan bahwa hasil Inspeksi Mendadak (Sidak) yang dilakukan ke proyek Teras Samarinda. Ia menuturkan bahwa progres pengerjaan proyek masih terhambat oleh beberapa bahan yang belum tiba.
“Jika melihat progres pekerjaan dan para pekerja yang belum datang, kami khawatir proyek akan semakin molor. Hasil sidak kami juga menunjukkan banyak catatan yang harus didiskusikan di internal Pansus untuk merespons LKPJ Walikota,” ucapnya.
Anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda ini mempertanyakan keputusan penggunaan material dari luar negeri, seperti Swedia dan China, untuk pembangunan Teras Samarinda.
“Kenapa membranenya harus dari Swedia ? Kenapa lampu-lampunya harus dari China ? Mengapa tidak memanfaatkan bahan lokal yang lebih efisien dan tanpa risiko keterlambatan ?” jelasnya.
Lebih lanjut, Rohim menyatakan akan menegur Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda atas keterlambatan pengerjaan proyek Teras Samarinda. Menurutnya, Pemkot seharusnya mengambil tindakan terhadap kontraktor yang bertanggung jawab.
“Kami akan menyampaikan teguran kepada Pemkot dalam LKPJ nanti. Seharusnya Pemkot yang mengambil tindakan kepada kontraktor. Logikanya, kontraktor harus diganti jika tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu,” ungkapnya.
Rohim juga memperingatkan bahwa keterlambatan pengerjaan dapat mengganggu hal-hal lain.
“Sebelumnya, Pemkot berkomitmen bahwa pengerjaan akan selesai tanpa perpanjangan waktu. Namun, hasil sidak menunjukkan potensi perpanjangan pengerjaan yang harus diwaspadai,” pungkasnya.
(ADV/DPRD Samarinda)