Penjelasan Kadishub Samarinda soal Penerapan Sistem Satu Arah! Ini Otak Atik yang Mau Dilakukan

Potret Jalan Abul Hasan, target penerapan Sistem Satu Arah (SSA). (Foto: Lisa/beri.id)

BERI.ID – Pemerintah Kota Samarinda mengutak-atik pola lalu lintas Jalan Abul Hasan yang menjadi target penerapan Sistem Satu Arah (SSA).

SSA Jalan Abul Hasan dijadwalkan mulai berlaku pada 23 atau 24 September mendatang, setelah seluruh sarana pendukung, rambu, dan traffic light selesai diatur ulang.

Dinas Perhubungan (Dishub) menilai, kondisi jalan tersebut sudah masuk kategori kritis akibat pertumbuhan kendaraan yang tak sebanding dengan kapasitas ruas jalan.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dishub Samarinda, Hotmarulitua Manalu, menyatakan bahwa opsi pelebaran jalan di kawasan pusat kota hampir mustahil dilakukan.

Dengan keterbatasan ruang, rekayasa lalu lintas menjadi pilihan yang dianggap paling rasional.

“Ruas Abul Hasan kinerjanya sudah berada di ambang batas. Kalau dipaksakan tetap dua arah, macet akan semakin parah. Jalan tak mungkin kita tambah, maka manajemen arus harus diubah,” tegas Manalu, Jumat (19/9/2025).

Dalam desain baru, kendaraan dari arah Jalan KH Khalid tidak lagi bisa langsung masuk ke Jalan Abul Hasan.

Arusnya dialihkan ke Jalan Diponegoro, lalu diputar ke Imam Bonjol dan Basuki Rahmat sebelum kembali ke Abul Hasan.

Sedangkan kendaraan dari arah simpang Rumah Sakit Haji Darjad (RSHD) masih diperbolehkan masuk.

Dishub juga akan merombak total pengaturan lampu lalu lintas di simpang RSHD.

Jika sebelumnya terdapat empat fase, ke depan hanya tiga fase.

Jalur lurus dari Jalan Abul Hasan ke Agus Salim resmi ditutup.

“Selama ini simpang RSHD jadi titik lemah. Dengan siklus baru dan penghapusan akses lurus, kinerja simpang bisa naik signifikan,” jelasnya.

Simulasi Dishub menunjukkan, kebijakan SSA dapat mendongkrak kinerja jalan dari level E (kritis) ke level B (lancar).

Karena itu, kebijakan ini tidak bersifat sementara.

“Kalau kita biarkan dua arah, macet akan terus mengunci kawasan. Dengan SSA, arus jadi lebih teratur, lebih terkendali,” tambah Manalu.

Meski teknis sudah siap, Dishub tak menutup mata terhadap potensi kebingungan di lapangan. Untuk itu, petugas akan dikerahkan selama dua minggu pertama guna mendampingi pengendara.

“Butuh waktu adaptasi. Tapi kita percaya masyarakat akan cepat menyesuaikan,” katanya.

Dishub menekankan, tanpa langkah berani seperti SSA, kota hanya akan menunggu waktu untuk benar-benar lumpuh oleh kepadatan kendaraan. (lis)