SAMARINDA – Salah satu perusahaan yang bergerak di sektor jasa fintek Indonesia, Jum’at (11/12) menggelar sosialisasi dalam rangka memperkenalkan produknya lewat aplikasi smartphone di kedai Pram, Jalan KS Tubun Dalam, Kelurahan Sidodadi, Samarinda.
Aplikasi Pinjaman Online (Pinjol) yang diperkenalkan itu diberi nama Candak Kulak (CanKul).
Cangkul hadir ditengah menjamurnya jasa pinjaman online. Namun tak semuanya terdaftar sebagai lembaga pinjaman online atau biasa disebut financial teknologi (fintech) di OJK.
Aplikasi CanKul milik PT Artha Simo Indonesia (ASI) dibawah pengawasan otoritas jasa keuangan (ojk) ini hadir dengan memberikan layanan pinjaman kepada sektor produktif seperti pelaku UMKM, industri rumahan, pemilik warung, pengrajin, pemilik toko kelontong, pedagang pasar secara cepat, aman, dan terpercaya sesuai kebutuhan pengguna.
“Karena tidak semua industri kecil dibersamai pemerintah. Paling tidak dari 1.000 hanya ada 300san,”kata Agung menjelaskan kepada peserta workshop.
Mengaksesnya pun cukup simpel, dengan mendowload aplikasi, pelaku usaha kecil dan menengah bisa mengajukan pinjaman dengan Bunga 0,6 persen.
“Ada call centre untuk melanjutkan pinjaman atau restrukrisasi,” terangnya.
Saat ini pihaknya bekerja sama dengan bank BNI. Untuk membantu meningkatkan modal, promosi dan pendampingan. Untuk UMKM pinjaman dimulai dari Rp 20 juta sampai Rp 100 juta dengan masa tempo bermacam macam hingga sampai 4 bulan.
“Data identitas dipastikan aman. Selama satu tahun berjalan, sebanyak 7800 yang sudah di aprov dari 27 ribu pelaku usaha yang mendaftar.
Dengan bunga flat besaran biaya disebutnya pinjaman tak berubah.
“Konsulting juga dilakukan,” kata dia lagi.
Disebutkan bahwa Cangkul ini tidak bergerak layaknya debcolektor. Ketika tidak bisa membayar, langsung dikejar. Tapi pihaknya dengan pendekatan model pembinaan, mulai verifikasi masalah dan lainya.
Sementara itu, praktisi UMKM Samarinda, Acmad Sofyan turut memberikan penjelasan dalam kapasitasnya sebagai nara sumber siang itu.
Menurutnya era digital seperti saat ini semua hal dipermudah. Dengan begitu anak muda juga mesti kreatif untuk mengajukan dana kepada pinjol.
Sofyan sapaannya itu membagikan pengalamannya selama kurun waktu tujuh tahun, mengkordinir pedagang untuk membuka lapak usaha setiap minggu di stadion sempaja dengan tenda binaan Bank Kaltimtara.
Dengan adanya program pembinaan, pengembangan juga dilakukan.
Pengalaman di gor sempaja itu cukup memberikan manfaat bagi masyarakat, dibanding harus main kucing-kucingan dengan satpol pp.
“Begitu juga pinjol ini, mesti dimanfaatkan dengan baik. Misalnya saja dengan smarphone yang dimiliki anak muda bisa menambah pendapatan dan tidak hanya digunakan semata untuk bermain game. Semisal bisa digunakan untuk berjualan pulsa, token listrik, paket data, air PDAM, dan lain-lain,” terangnya.
Memanfaatkan teknologi menjadi income sehingga bisa dimanfaatkan.
Semisal saja ol shop.
“Yang terpenting adalah semangat interprenur dari anak muda, ambil saja manfaat dan peluangnya dari teknologi saat ini,” pungkasnya. (Fran)