Puji Menilai Kemajuan Teknologi Jika Tanpa Proteksi Akan Melunturkan Semangat Nasionalisme

Anggota DPRD Kaltim Puji Setyowati saat Sosialisasi Wawasan Kebangsaan di Perumahan Artas kelurahan Mugirejo

SAMARINDA – Pemahaman wawasan kebangsaan akan tergerus jika perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi tanpa ada proteksi.

Hal tersebut disampaikan anggota DPRD Provinsi Kaltim Puji Setyowati SH MHum saat Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Soswabang) di Perumahan Artas kelurahan Mugirejo Kecamatan Sungai Pinang, Senin (19/12/2022).

Dia mengatakan bahwa perkembangan teknologi saat ini menjadi tantangan besar dalam membangun wawasan kebangsaan. Sebab dengan kecanggihannya lebih mudah menerima informasi positif maupun negatif, cukup hanya dengan genggaman tangan.

Menurut dia, jika tanpa proteksi dikhawatirkan menjadi pemicu lunturnya rasa kebangsaan atau nasionalisme terlebih para generasi muda yang sekarang di era mileneal.

“Kurang lebih 2 tahun anak-anak diberi kepercayaan menggunakan HP karena di masa pandemi Covid-19 pembelajaran sistem daring dari rumah. Tetapi dampak negatif tidak bisa kita biarkan terus menerus tanpa harus diproteksi,” ungkap Puji yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim ini.

Atas hal tersebut mendorong politisi partai Demokrat ini untuk terus menyuarakan mengokohkan 4 pilar kebangsaan agar tidak hilang diterpa kemajuan teknologi yang akan menggerus jika dibiarkan terus tanpa ada filterisasi.

“Saya selaku anggota DPRD terpanggil membangkitkan kembali jiwa nasionalisme. Saya khawatir jika tidak ada wawasan kebangsaan yang membangkitkan rasa gotong royong, saling asah, asih, asuh, nasionalisme, patriotisme dan persatuan. Jika 4 pilar kebangsaan tidak kita kokohkan hari ini, khawatir akan jauh dari kehidupan kita,” ucap Puji.

Dalam sosialisasi tersebut, Puji membawa dua narasumber sekaligus, yakni Erham Yusuf dari Pemkot Samarinda dan Guntur Pribadi yang kesehariannya dari Advokat yang juga Sekretaris Lembaga Bantuan Hukum Ansor Kaltim.

Dalam penyampaian Erham Yusuf yang pernah menjabat kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik menekankan pentingnya nilai-nilai persatuan dan kesatuan juga menjaga kondusifitas.

Dia bercerita, dulu Uni Soviet berdiri sebagai negara besar dan Adi Kuasa. Kemudian pecah dan menjadi negara konflik. Sat ini terjadi perang antara Rusia dan Ukraina.

“Kalau kita tidak menjaga negara kita ini, nanti akan terpecah belah. Samarinda negara sendiri, Balikpapan negara sendiri. Persoalannya kita yang besar aja bisa dipermainkan hingga beratus-ratus tahun, apalagi kalau kita terpecah-pecah menjadi negara kecil. Kita berhasil dijajah beratus tahun karena mereka berhasil mengadu domba. Hingga saat ini pun banyak upaya bagaimana kita ini terpecah belah menjadi negara kecil,” ungkap Erham.

Untuk itu Erham berpesan pentingnya persatuan dan kesatuan yang harus terus dirawat dan dijaga dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Begitu pula narasumber Guntur Pribadi yang kesehariannya dari Advokat yang juga Sekretaris Lembaga Bantuan Hukum Ansor Kaltim.

“Pendiri bangsa sudah merumuskan perekat keanekaragaman budaya kita. Perekat ini adalah Pancasila,” tegasnya.

Menurutnya ini mesti bersyukur dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Sebab, Pancasila yang hingga kini membuat perbedaan menjadi akur, bersatu dan hidup damai.

“Bahkan pihak luar negeri saat ini tengah belajar ke Indonesia mengenai toleransi. Di sana, gesekan antar budaya, suku terus terjadi. Mereka melihat Indonesia selalu damai. Meski ada perselisihan antar suku, itu sekadar riak kecil saja. Ayo bangkitkan kebanggaan bernegara Indonesia. Jaga terus persatuan dan kesatuan,” pungkasnya.

(*)

Exit mobile version