Resep Pendidikan Ala Farid Wadjdy

Beritainspirasi.info Samarinda. Kalimatan Timur tak boleh luput menyiapkan batang tubuh pemerintahannya untuk mengahadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Gelombang bebas pasar kerja ASEAN yang mulai berjalan ini harus disambut penuh energi dan konsenterasi dari mulai pemerintah hingga masyarakat nya.

Hal ini mendapat perhatian serius dari Mantan Gubernur Kaltim Periode 2008-2013  Farid Wadjdy,  di sela waktu istrahat nya minggu pagi 7/5/17, beliau menyempatkan diri berbincang dengan awak media beritainspirasi.info. Terlihat sangat sehat beliau dengan hangat menyambut bincang-bincang ini.

Menurutnya kaltim harus sangat cermat menghadapai persoalan ini. Karena provinsi Kaltim sekarang masuk dalam tingkat pengangguran yang tinggi. Untuk menghadapi kenyataan yang ada, memperbesar peluang kesanggupan menyambut MEA, lewat menyiapkan semua usia produktif adalah salah satu cara memperkuat pondasi.

Pendidikan lah yang harusnya menjadi titik pondasi kaltim, untuk mendistribusikan semua masyarakat usia produktif masuk kedalam pasar kerja. Agar terjadi demikian menurutnya, harus ada ruang bersinergi antara lembaga pendidikan dengan perusahan-perusahan penyedia lapangan kerja, serta selaras dengan kepentingan pembangunan ekonomi Kaltim.

Saat ini gelombang masa kerja setiap tahunnya, tidak berbanding lurus dengan peluang lapangan kerja yang ada. Di tingkat Perguruan Tinggi saja, Kaltim setiap tahunnya menghasilkan ribuan Sarjana Muda. Apalagi ditambah lulusan Sekolah Menengah.

Pada masa Pemerintahan Kaltim Periode 2008-2013 lalu, beliau mengungkapkan pernah melakukan himbauan kepada setiap perguruan tinggi untuk melakukan metode buka tutup program Studi yang di sesuaikan pada kebutuhan pasar. Walaupun ia menjelaskan ternyata tak semua semudah itu. Ada penyesuaian terhadapan peraturan perundangn-undangan pendidikan yang tak mudah untuk menjalankan metode tersebut. Namun hal tersebut dalam upaya menghindari jumlah kelulusan yang berlebihan, di satu sisi kelulusan yang lalu belum terpakai. Tapi menurutnya perguruan tinggi Swasta bisa ambil peran untuk hal itu, di banding perguruan tinggi negeri.

Sedari awal kita harus melakukan pemetaan berkala, untuk mendapatkan prioritas penerimaan peserta didik dalam  setiap fakultas dan program studi. “seperti di kaltim untuk jurusan Farmasi , kita punya di 3 Perguruan tinggi, Di UNMUL, UNU, dan Akademi Farmasi. Ini juga bisa berbahaya kalau tidak sinergi pada pasar kerja” contoh ujar Rektor UNU ini.

Disini kemudian kita juga harus memastikan peran Pemerintah provinsi dalam mensinergikan Pembangunan Ekonomi, baik dari peluang investasi dan Pengelolaan Sumber daya manusia. Tidak lagi kemudian hanya pada pertimbangan padat modal yang serapan tenaga kerjanya sedikit. Atau kemudian membuka peluang usaha profesi yang di fasilitasi oleh Pemerintah.

Harus ada ruang komunikasi antara lembaga pendidikan dan Pemerintah Daerah, yang di dasari oleh hasil pemetaan atau survei terkait kebutuhan tenaga kerja. Sehingga dari angka hasil survei itu lah kemudian kita bisa menempatkan berapa jumlah kebutuhan Kaltim untuk penerimaan di Perguruan tinggi dan Sekolah Menengah.  Pungkas Mantan Gubernur Kaltim Farid.

“Saya yakin bahwa pendidikan Kaltim bisa kita benahi, Dengan Bismilah saya memberanikan diri mengajukan menjadi kandidat calon Wakil Gubernur kembali.  Lewat Pendidikan kita menyelesaikan 2 persoalan, Kemiskinan dan penganguran” ujar Farid Di ujung wawancara. (Kub)

kpukukarads