Safaruddin Ingatkan Pentingnya Upaya Edukasi dan Pencegahan Kekerasan Perempuan Dan Anak

464 Perempuan dan Anak Jadi Korban Kekerasan di Kaltim Sepanjang Tahun 2022

Anggota DPR RI Dapil Kaltim, Drs H Safaruddin
Anggota DPR RI Dapil Kaltim, Drs H Safaruddin

BALIKPAPAN – Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kalimantan Timur (Kaltim) cukup tinggi. Pada periode Januari-Juni 2022, jumlah korban mencapai 464 orang dengan 443 kasus. Data itu bersumber dari aplikasi Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA).

Anggota DPR RI Dapil Kaltim, Irjen Pol (Purn) Drs H Safaruddin menyoroti masih tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Benua Etam. Menurutnya, harus dilakukan langkah-langkah konkret untuk meminimalisir kasus tersebut. Apalagi korban anak mencapai 47 persen atau 218 orang.

dprdsmd ads

“Edukasi terhadap masyarakat harus ditingkatkan. Utamanya terkait undang-undang maupun ketentuan hukum yang berpotensi menjerat pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kasus tersebut harus dapat dicegah,” kata anggota Komisi III DPR RI yang membidangi persoalan hukum, keamanan, dan hak asasi manusia itu.

Ketua DPD PDI Perjuangan Kaltim itu menegaskan, mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri. Harus melibatkan banyak pihak dan lintas sektor. Mulai dari pemerintah daerah, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, hingga lembaga-lembaga perlindungan perempuan dan anak.

“Dibutuhkan sinergitas dan kolaborasi dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sehingga dapat mewujudkan perlindungan yang efektif dan tepat sasaran. Mereka (perempuan dan anak, Red.) adalah aset masa depan bangsa yang harus dilindungi. Saya mendorong semua pihak terus fokus dalam upaya pencegahan,” tutup Kapolda Kaltim 2015-2018 itu.

Sebagaimana diketahui, dari 464 korban kekerasan terhadap perempuan dan anak, sebanyak 218 merupakan korban anak atau 47 persen, selebihnya 246 korban merupakan perempuan dewasa atau sebesar 53 persen. Dari jumlah itu, korban terbanyak berasal dari Kota Samarinda yang mencapai 221 orang, sisanya terbagi dari sembilan kabupaten/kota.

(Fran)