Hukum  

Sebut KTM Dikira ATM, 8 Mahasiswa Alami Luka diduga Dianiaya Petugas Satpol PP

Beri.id, SAMARINDA – Silvester Hengki salah seorang mahasiswa Universitas 17 Agustus (Untag) harus merasakan perihnya luka sobek pada pelipis akibat pukulan oknum Satpol PP, kota Samarinda.

Tidak hanya Hengky, masih ada 7 teman lainya juga harus merasakan hal yang sama, mereka diantaranya, Yohanes Richardo N.W  dan Silva Sagor, belakangan diketahui sebagai Kader GMNI Samarinda, selanjutnya Yogi Prasetyo Putra, Angelus Onesimus , Michael Masi Sarwaji diketahui sebagai Kader PMKRI, selain itu ada Wahyu dan Alex Bajo (Alumni GMNI).

dprdsmd ads

Dugaan pemukulan terjadi pada, Jumat (09/08/19) sekitar pukul 23.20 Wita. Kejadian bermula saat ratusan Satpol PP sedang melakukan Razia pada Tempat Hiburan Malam (THM) di ATA 88 Bliar dan Cafe, di Jalan Wahid Hasyim, Samarinda.

Hengky menceritakan, dari THM para Satpol PP langsung menyambangi tempatnya berjualan kopi dengan jarak yang berdekatan.

“Mereka langsung datangin kami dan meminta kartu identitas, KTP semua sudah dilihatkan, ada satu KTP Kutim tetapi kan dia disini sedang kuliah,” katanya saat dikonfirmasi.

Sempat terjadi adu mulut Satpol PP bersama beberapa  mahasiswa yang sedang mengelar diskusi itu. Lantas ratusan petugas langsung mengerumuni mahasiswa.

“Kami tidak tau juga kenapa mereka tiba-tiba langsung minta Identitas, Kami tidak buat onar juga, jualan juga cuman kopi, lalu kami diminta ikut ke kantor hingga terjadi kontak fisik,” tuturnya.

Bahkan saat kejadian kata Hengky, pihaknya dilarang mengabadikan kejadian beruap foto ataupun video melalui ponsel.

Salah Paham Karena Salah Dengar

Pria yang belum genap seminggu membuka lapak itu mengatakan, dirinya mencoba melerai karena tidak mau para pengunjung di Warkop nya terusik.

Hingga dirinya bertanya kepada salah seorang Satpol yang berteriak ingin memukul dirinya.

“Kamu mau kupukul kah, katanya menirukan oknum satpol PP itu, atas dasar apa saya dipukul,” tanyanya.

Lantas dirinya bersama para aktivis mahasiswa lainya langsung dibawa ke kantor Satpol PP.

Sementara itu, Kasi Operasional dan Pengendalian satpol PP Smd, Boy Leonardo Sianipar membenarkan atas kejadian itu. Dirinya mengatakan cekcok terjadi karena ada salah paham.

“Iya ada salah paham disitu, memang betul hampir sama dalam rilis mahasiswa itu, kami lakukan penertiban, lalu warga yang tidak membawa KTP kami amankan di Satpol,” jelasnya saat dikonfirmasi

Awalnya para mahasiswa menolak, kata Boy saat pihaknya meminta kartu pengenalnya. Kemudian terjadi salah paham.

“Lalu mereka keluarkan KTP, setelah itu ada lagi yang ngomong dari mahasiswa, perlu apa lagi pak,? perlu KTM (Kartu Mahasiswa) kah pak,” ucapnya menirukan mahasiswa.

Mungkin ada anggota kami mendengarnya ATM, tersinggunglah mereka, disana juga semlat adu mulut,” lanjutnya lagi.

Tuntutan mahasiswa.

Silvester Hengki menyebutkan, malam itu adalah awal Ia Launching nama Warkop yang coba jalani dengan menyewa lahan, Naasnya malam itu juga selain dirinya luka luka, meja meja Warkop nya ikut rusak.

Bersama teman temanya yang lain saat dikonfirmasi Ia menyebutkan beberapa tuntutan diantaranya.

Proses hukum harus ditegakan, dijalankan Proses hukum yang tepat. Mereka juga meminta kepala Satpol bertanggung jawab atas hal ini. Ada lagi, harus ada pertanggungjawaban atau menganti rugi atas kejadian itu.

“Itu tuntutan kami, dan semalam usai kejadian juga kami langsung melaporkan di Polresta Samarinda,” tutupnya.