Selain Wagub Kaltim, Program Digitalisasi Pendidikan Juga Mendapat Dukungan Dari Tenaga Pengajar

Beri.id, SAMARINDA – Peluncuran Digitalisasi Pendidikan sebagai Masterplan Pembangunan Kualitas Pendidikan dan Sumber Daya Manusia (SDM) akan di berlakukan diseluruh Sekolah di Indonesia, mendapat dukungan penuh oleh Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi.

Di Kaltim, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim  Program itu mulai Launching pada Senin, (25/11/2019) Convention Hall Gor Sempaja Jalan K.H Wahid Hasyim Sempaja Samarinda.

Disebutkan Program Digitalisasi Pendidikan itu merupakan upaya Pemerintah meningkatkan kualitas di ranah pendidikan yang berkaitan dengan Visi Presiden untuk menyesuaikan hasil Institusi di Indonesia dengan Kebutuhan Industri.

“Kita mulailah dari dunia pendidikan, supaya para guru nanti masuk dunia kerja sudah terbiasa dengan spirit kerja yang tinggi, dengan menggunakan digitalisasi ini kan tujuannya, supaya pendidikan itu mangalam pemerataan, supaya sampai ke pedalaman,” tutur Hadi.

Pada momen hari guru nasional, tak lupa Wagub ini memberi apresiasi dan ucapan terimkasih kepada segenap guru dalam momentum hari Guru Nasional.

“Terima kasih kepada seluruh guru di kalimantan timur, yang telah mendedikasikan dirinya untuk mendidik anak-anak bangsa,”ucapnya.

Untuk itu, atas nama pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan sarana prasarana dan memberikan peningkatan sejahtera untuk guru-guru, meskipun belum maksimal.

“Tapi dalam setiap tahun, sudah kita lakukan perbaikan-perbaikan dan tahun ini kita menyediakan Rp. 165 Miliar untuk para siswa, baik beasiswa stimulan maupun beasiswa tuntas, juga memberikan bantuan laptop kepada seluruh guru secara bertahap, dan ditargetkan tahun 2024 sudah 100 persen,” ulas Hadi Mulyadi, usai membuka agenda Launching Digitalisasi Pendidikan di Kalimantan Timur.

Kemudian dalam hal tersebut Wagub Kaltim Hadi Mulyadi mempertanyakan kemampuan bapak ibu guru untuk menerapkan program terkait.

“Kepada bapak dan ibu, kira-kira bisa tidak diaplikasikan di Samarinda, khususnya kalimantan timur, semuanya sebagaimana sesuai disampaikan oleh pak menteri, mulai saja dari hal yang kecil, dari kelas dan semua yang disampaikan itu nanti, dengan regulasi dari pak menteri juga, jadi kita menunggu dari sana, karena para guru ini juga tidak berani berinovasi, tapi yang penting yang saya catat tadi mengurangi hal-hal inspiratif, yang sifatnya merepotkan kerja guru, biar para guru fokus pada pendidikan anak,” jelasnya.

Selain itu dirinya juga menyampaikan dukungan dan motivasi teruntuk kepada tenaga pengajar di Kaltim.

“Maunya kita semuanya, tapi ini kan kewenangan provinsi hanya untuk SMA, tapi ini memang keputusan Presiden, agar digitalisasi itu bukan hanya di dunia pendidikan tapi di seluruh lini kehidupan, atau rekanan yang berevolusi secara bertahap di masyarakat,” sampainya.

Adolfina Salenda tenaga pengajar (Guru) di SMA Praja Samarinda

Secara terpisah, Adolfina Salenda yang merupakan salah satu tenaga pengajar (Guru) di SMA Praja Samarinda memberikan tanggapan terkait Peluncuran Program Digitalisasi Pendidikan.

Salenda, begitu ia disapa menyenhtkan langkah pemerintah meluncurkan Program ini cukup membantu dalam proses belajar mengajar.

Menurutnya, selain memudahkan tenaga pengajar dalam menyediakan materi belajar, dikelas tidak perlu kesulitan mendapatkan materi karena sudah bisa di akses baik siswa maupun gurunya.

“ini langkah yang baik, saya sangat mengikuti perkembangan sistem belajar pada pendidikan. Selama ini kesulitan mengakses materi itu jadi problem di pendidikan.” Ungkapnya.

Dirinya juga mengatakan bahwa akses pendidikan di tempat-tempat terpencil atau didesa yang minim akses tekhnologi dikatakannya tentu akan membantu meningkatkan pendidikan yang berada di daerah terpencil.

“tantangannya saat ini kami selaku guru lebih berinovasi tekhnik cara mengajar dengan memanfaatkan tekhnologi sesuai Program Kemendikbud Digitalisasi Pendidikan.” Tutupnya.

(Arm/*)