Sertifikat Laik Higiene Sanitasi untuk 13 Dapur MBG di Samarinda Belum Ada Update, Dua Titik Baru Dicanangkan

Kepala Satuan Tugas MBG Kota Samarinda, Suwarso. (Foto: Lisa/beri.id)

BERI.ID – Dua lokasi di Samarinda telah resmi ditetapkan sebagai titik pembangunan dapur untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), yakni di Tanah Merah dan Jalan Panjaitan, di atas lahan milik Pemkot Samarinda.

Penetapan dua lokasi tersebut merupakan tindak lanjut dari Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Kementerian PUPR, Badan Gizi Nasional (BGN), Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian BUMN.

SKB ini menjadi dasar hukum pelaksanaan pembangunan dapur MBG di berbagai daerah, termasuk Samarinda.

Proyek ini dibatasi waktu hingga akhir Desember 2025, sehingga setiap instansi diminta bekerja cepat untuk memenuhi seluruh persyaratan teknis dan administratif.

“Target kita, dua dapur MBG ini bisa selesai sesuai jadwal agar tahun depan sudah bisa beroperasi,” terang Kepala Satuan Tugas MBG Kota Samarinda, Suwarso, Rabu (15/10/2025).

Suwarso menyebut, dapur MBG di Tanah Merah sudah siap dibangun karena lahannya telah matang dan bahkan mengalami perluasan dari 800 menjadi 900 meter persegi.

Sementara di Jalan Panjaitan, masih diperlukan pematangan lahan tambahan.

Dinas PUPR, kata dia, sudah menyiapkan langkah teknis seperti perataan tanah dan pembangunan drainase pendukung.

Dua proyek ini merupakan bagian dari total 15 dapur MBG, yang akan dibangun di Samarinda.

Sebanyak 13 unit dibangun melalui kerja sama dengan pihak mitra, sementara dua dapur utama di Tanah Merah dan Panjaitan, menjadi tanggung jawab langsung Kementerian BUMN.

“Total ada 15 dapur MBG yang akan berdiri di Samarinda. Tiga belas dibangun mitra, sedangkan dua yang kita bahas ini dibiayai langsung oleh Kementerian BUMN,” jelasnya.

Saat ini, satgas MBG juga sedang menyiapkan sejumlah dokumen perizinan penting seperti PBG (Persetujuan Bangunan Gedung), PKKPR (Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang), SLO (Sertifikat Laik Operasi), dan SLHS (Sertifikat Laik Higiene Sanitasi).

Seluruh persyaratan tersebut diproses paralel agar tidak menghambat pelaksanaan fisik di lapangan.

“Kami sedang mempercepat penerbitan izin-izin teknis. Beberapa dokumen seperti SLHS masih dalam proses verifikasi oleh Dinas Kesehatan, tapi semua berjalan paralel supaya tidak ada jeda waktu,” terang Suwarso.

Terkait cakupan penerima manfaat, dua dapur baru ini akan melayani sekolah-sekolah negeri dan swasta, mulai dari tingkat TK hingga SMA/SMK, serta kelompok masyarakat rentan seperti ibu hamil, bayi, dan balita.

Lokasi dan sasaran layanan sudah diatur dalam peta sebaran oleh Koordinator Wilayah Satuan Penyedia Pangan Gizi (SPPG) Kota Samarinda.

“Distribusi penerima manfaat sudah diatur. Tidak hanya siswa, tapi juga kelompok rentan seperti ibu hamil dan balita akan menjadi bagian dari layanan dapur MBG,” tuturnya.

Dengan ini, dua lokasi baru dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) ialah:

1. Tanah merah: Sudah siap dibangun, lahannya telah matang dan mengalami perluasan dari 800 menjadi 900 meter persegi.

2. Panjaitan: masih diperlukan pematangan lahan tambahan.

Sementara untuk perkembangan kepemilikan SLHS pada 13 dapur MBG yang dibangun melalui mitra, pihaknya belum menerima laporan lengkap.

Namun, berdasarkan data awal yang diterima, beberapa dapur sudah mulai mendapatkan sertifikat tersebut.

Ia menambahkan, pembinaan terhadap tenaga ahli gizi telah dilaksanakan sepenuhnya, meski pembaruan data terkait SLHS masih menunggu laporan resmi dari instansi terkait.

“Berkaitan dengan SLHS saya belum dapat update-nya,“ tandasnya. (lis)