Samarinda – Diskriminasi dan prilaku tidak setara terhadap perempuan menjadi persoalan yang tak kunjung selesai di negeri ini. Setiap tahun nya Komnas Perempuan masih menemukan kekerasan terhadap perempuan.
Tahun 2017 Komnas Perempuan menemukan 259.150 kasus kekerasan terhadap perempuan, yang terdiri dari 245.548 kasus bersumber pada data kasus atau perkara yang ditangani oleh 359 Pengadilan Agama. serta 13.602 kasus yang ditangani oleh 233 lembaga mitra pengada layanan yang tersebar di 34 Provinsi.
Butuh penangan serius mengatasi diskriminasi terhadap perempuan ini. Bukan hanya sekedar penangan kasus, melainkan butuh perjuangan yang secara khusus di lakukan guna meningkatkan peranan perempuan baik secara politik, ekonomi dan lainnya.
- Baca juga : NAPAS Hadir Dalam Berkah Ramadhan
(27/8/17) minggu pagi itu terlihat ramai perempuan memenuhi jalan A.W Syahranie, Tepat nya di sebuah cafe Check poin namanya. Terlihat hiruk pikuk semangat di antara mereka, tegur sapa membangun kesamaan cita-cita untuk perempuan hidup setara.
Ya, itu lah mereka perempuan yang hadir dari berbagai sektor kehidupan. Bersemangat setara mereka menyatukan kekuatan, guna berjuang untuk kesejahteraan dan Kesetaraan kaum nya.
Naluri Perempuan Setara (NAPAS) begitu lah mereka menamakan organisasinya . Di bangun tepat dengan peringatan Hari Katini 2017 lalu, bertekad menjadi motor penggerak perjuangan kaum hawa.
Berisi 29 orang struktur pengurus, 8 di antara nya berjenis kelamin laki-laki. Ternyata perjuangan mereka juga terbuka bagi kaum Adam, menurut mereka laki-laki itu bagian dari perjuangan nya, karena sistem ekonomi kapitalistik sekarang ini juga menghisap kaum adam. Selain itu mengenalkan penindasan Patriarki penting, dengan melibatkan langsung laki-laki ke arena perjuangannya.
Di komandoi oleh 2 perempuan yang penuh dengan pengalaman hidup mempertahankan hak nya sebagai perempuan. Sumur, Dapur, Kasur filosofi Patriarki yang mereka lawan. Fransiska Wung Lawing Ketua Umum NAPAS, perempuan kelahiran Samarinda tahun 1981 berzodiak Scorpio ini, sejak mahasiwa sudah menjadi aktivis kampus. Berliterasi hukum menjadi arena studi dan advokasi yang iya geluti hingga sekarang. Sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) iya tetap berupaya melakukan perjuangan tanpa surut.
Ika Yunita Ramadhanty, Alumni FISIP Universitas Mulawarman dari sarjana muda hingga pascasarjana. Perempuan berzodiak Gemini ini lahir di Kota Tepian, ketentuan sosial politik yang iya pelajari di percayakan untuk menjadi Ketua harian NAPAS. Mereka berdua juga seorang ibu yang membesarkan putra-putri nya dengan tulus kasih.
Dalam acara deklarasi yang mereka beri tema “Perempuan-Perempuan Bicara” ini, mendapat antusias tinggi dari tamu undangan yang hadir. Ketua DPRD Mahakam Ulu Novita Bulan salah satunya. Politisi asal Gerinda ini pun sangat senang dan bersemangat mendukung perjuangan NAPAS.
Menurutnya “perjuangan kesetaraan di berbagai level itu menjadi hal mendesak, seperti yang saya rasakan, di lapangan politik keterlibatan perempuan itu cenderung sebagai pelengkap saja karena ada ketentuan kuota. Belum terlihat upaya serius partai politik meningkatkan kapasitas kader-kader perempuannya” bernada tegas.
Tahun ini NAPAS berupaya meluaskan perjuangan nya , dengan membangun solidaritas kesetaraan dan struktur nya di berbagai Kota/Kabupaten di Kalimantan Timur. “Dalam waktu dekat 5 Kota/Kabupaten akan segera kami kukuhkan struktur nya, setelah itu kami akan melakukan program secara bersamaan yang di upayakan melibatkan pemerintah setempat”. Ujar Siska Sapaan akrab Ketum NAPAS.
“metode kerjasama program yang akan kami desak ke pemerintah daerah kedepan, sebagai upaya kami memperkuat posisi kesetaraan. Khususnya kesejahteraan dan pola pembangunan daerah, Semisal Kesetaraan upah buruh laki dan perempuan dan mendorong pemerintah membangun suasana kota kondusif bebas dari pelecehan seksual”. Tegas Ika ketua harian NAPAS. (Kub)