Soal Penertiban PKL Oleh Pemkot, Anhar: Ini Bukan Soal Binaan Atau Bukan Binaan

Anhar, anggota komisi III DPRD Samarinda.

SAMARINDA – Terkait penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ditertibkan oleh Pemkot Samarinda beberapa minggu yang lalu. Hal tersebut mendapat kritik dari Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Anhar.

“Ya, Ini bukan bicara menyangkut binaan atau bukan binaan, tapi kita berbicara soal penataan kota yang tentu berbicara menggunakan aturan atau regulasi tata ruang kita bagaimana,” ucapnya.

Disisi lain, ia juga mengkritisi Pemkot Samarinda yang tak pernah tinjau gedung besar yang salahi aturan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Pasalnya, ada hal yang lebih besar dari PKL, yakni soal mega infrastruktur Bigmall, Hotel Harris yang menyalahi tata ruang Kota Samarinda.

“Kita selalu bicara hanya pada tataran PKL, rombong, dan yang kecil-kecil itu. Tapi Pemkot tidak pernah berbicara soal penertiban Bigmall, Hotel Harris yang menyalahi tata ruang Samarinda,” ucap Anhar.

Ia mengungkapkan bahwa dahulu saat melakukan kampanye, para Paslon mengatakan berani untuk menindak tegas seluruh yang menyalahi aturan Kota Samarinda.

“Dan walikota dulu, saat pemaparan visi-misi di Hotel Mesra, saya sendiri yang bertanya beranikah Walikota terpilih nanti melakukan peninjauan kembali terhadap 2 bangunan besar itu. Semua bilang berani, tapi sekarang jadi omong kosong saja,” jelansya.

Tak hanya Bigmall dan Hotel Harris, namun juga Taman Lampion Garden dan Marimar, juga menduduki problem yang sama.

“Ada banyak tempat-tempat yang tidak boleh menjadi tempat komersial tapi digunakan untuk kepentingan perusahaan, seperti Lampion Garden, Marimar,” katanya.

Menurutnya, merasa aneh jika Walikota Samarinda tidak berani menertibkan dan memutuskan kontrak para pelanggar aturan tersebut.

“Saya aneh juga kalau Walikota Samarinda tidak berani menggusur itu, memutuskan kontraknya, dulu pemaparannya berani semua kok, sekarang kok ngeper,” imbuhnya.

Pada dasarnya, ia tak setuju jika penertiban PKL tersebut justru membuat para PKL terombang-ambing.

“Saya tidak setuju, kalau PKL itu terombang-ambing ya, carikan dong solusi yang tepat dari Pemkot seperti apa,” pungkasnya.

(Boni/adv)

Exit mobile version