SAMARINDA- Tingkat kemiskinan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatatkan penurunan signifikan pada tahun 2024. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, persentase penduduk miskin pada Maret 2024 turun menjadi 5,78 persen dari 6,11 persen pada Maret 2023. Penurunan ini juga terlihat dari jumlah penduduk miskin yang berkurang sebanyak 9,73 ribu orang, dari 231,07 ribu jiwa pada tahun sebelumnya menjadi 221,34 ribu jiwa.
Dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Provinsi Kaltim, Sekretaris Daerah Sri Wahyuni mengungkapkan bahwa wilayah dengan tingkat kemiskinan tertinggi adalah Kabupaten Mahakam Ulu dan Kutai Barat, yang angkanya berada di atas rata-rata provinsi dan nasional. Kabupaten Paser dan Kutai Timur juga mencatat angka kemiskinan sekitar 9 persen. Dari segi jumlah penduduk miskin, Kabupaten Kutai Kartanegara mencatat angka tertinggi dengan 62.360 jiwa, disusul Samarinda dengan 42.840 jiwa, dan Kutai Timur dengan 37.780 jiwa.
Sri Wahyuni menyoroti pentingnya perbaikan data kemiskinan, termasuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan program Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Verifikasi dan validasi data diharapkan menjadi dasar pengambilan kebijakan yang lebih tepat sasaran dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Sementara itu, pemerintah pusat menargetkan angka kemiskinan nasional turun menjadi 6 persen pada 2029, dengan penghapusan kemiskinan ekstrem pada 2026. Kaltim sendiri mencatatkan angka kemiskinan ekstrem terendah ketiga secara nasional setelah Bali dan Kepulauan Riau.
Garis Kemiskinan di Kaltim pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp833.955 per kapita per bulan. Dengan rata-rata rumah tangga miskin beranggotakan 5,13 orang, pengeluaran minimum rumah tangga miskin adalah Rp4.278.189 per bulan.
Penurunan ini mencerminkan perbaikan kesejahteraan masyarakat Kaltim. Namun, Sri Wahyuni menegaskan pentingnya melanjutkan upaya pengentasan kemiskinan dengan memastikan data yang akurat dan program yang efektif.
(*)