Beri.id, SAMARINDA – Seruan untuk menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan toleransi antara sesama menggema dalam agenda Sapa Pemuda Kaltim.
Agenda ini digagas oleh Duta Damai Kaltim bersama 33 lembaga mahasiswa dan kedaerahan. Bertemakan ‘Bangun Persaudaraan untuk perdamaian’ acara di helat di Gor Sempaja, Samarinda, Minggu (27/10/2019) waktu siang.
Sebagai refleksi terhadap lahirnya hari sumpah pemuda, secara bergantian perwakilan organisasi memberikan orasi politik tentang peran pemuda dalam setiap fase perjalanan bangsa Indonesia.
Humas Sapa Pemuda Kaltim Richardo mengatakan bahwa dalam memperingati sumpah pemuda tidak hanya sekedar momentum peringatan atau hafalan perayaan yang diadakan dengan euforia semata tiap tahunnnya.
“Berangkat dari sejarah, artinya kaum muda mesti memiliki jiwa patriotisme nasionalisme menolak penindasan manusia atas manusia dan penghisapan bangsa atas bangsa serta spirit kebhinekaan dalam rangka persatuan kaum muda tanpa memandang suku, agama,ras dan golongan melainkan satu dalam kemanusiaan”ucapnya
Dengan begitu, pihaknya mendorong agar Kaum muda bisa menjadi bagian pelopor yang akan menentukan arah perubahan suatu bangsa. Menetralisir isu provokatif dan menyatukan yang terserak.
Nuansa budaya nusantara juga terlihat dalam agenda, organisasi mahasiswa kedaerahan bersatu padu menampilkan ciri khas kesenian dan pakaian daerah, parade secara bersama yang memberi simbol khazanah persatuan seluruh kaum mudah.
Terik matahari tidak menepis semangat dalam mengumandangkan persatuan, seolah menepis isu-isu sara yang dapat menimbulkan perpecahan keberagaman bangsa Indonesia yang muncul belakangan ini.
“Karena semangat acara ini adalah persatuan yang kita bangun,”tutur Richardo.
Sementara Aziz Ismail, Kordinator Duta Damai mengatakan bahwa puncak dari acara ini adalah deklarasi pernyataan sikap pemuda Kaltim untuk menjunjung tinggi persatuan.
“Deklarasi ini menjadi fokus acara, sebagai pernyataan sikap kami pemuda Kaltim yang akan selalu menjunjung nilai-nilai persaudaraan dan toleransi sesuai undang-undang dan Pancasila,” tuturnya.
(*)
