WWF Indonesia Direktorat Kalimantan: Merusak Karst Menuai Bencana

SAMARINDA – World Wide Fund (WWF) Indonesia, Direktorat kalimantan, forest dan freshwater, Wiwin Efendi menyebutkan bahwa karst adalah ekosistem unik didunia. Selain Karst juga ada gambut dan kerangas, yang merupakan ekosistem esensial yang ada di Indonesia. Hal itu dikarenakan sebarannya didunia sangat terbatas.

Karst sendiri memiliki Flora dan Fauna yang beragam. selain memiliki vegetasi dan satwa liar yang unik, yang jarang dijumpai di tempat lain, disana juga dihuni oleh hewan endemik yang dilindungi. selain itu, Karst ini disebut sebagai titik awal kemunculan manusia purba yang ada di Indonesia.

“Seharusnya itu kita lindungi,” kata Wawan Efendi saat dikonfirmasi, Sabtu (30/03/19) waktu malam.

Selain itu, Kaltim memiliki kawasan Karst yang cukup luas, kawasannya membentang dari Kabupaten Kutai Timur hingga Kabupaten Berau.

Karst sendiri menjadi salah satu mangsa yang terus dicari oleh industri semen. Hal itu dikarenakan formasi batu gamping atau batu kapur merupakan bahan baku yang berkualitas untuk pembuatan semen.

Lebih lanjut, Organisasi pelestarian global direktorat Kaltim ini menyebutkan, fungsi utama Karst sendiri sebagai penyimpan sumber air.

“kalau kita merusaknya, maka kita akan menuai bencana dikemudian hari, karena sumber air kita akan hilang,” kata Wawan

Disisi lain, Pemprov Kaltim bersama Pemprov Zhejang dan Hongshi Holding Group telah membahas proyek senilai $1 miliar dolar atau setara Rp 14 triliun untuk eksploitasi industri ekstraktif (Pabrik Semen).

Lembaga non pemerintah yang Sering menangani masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan ini menilai Rencana pendirian pabrik semen akan berdampak negatif terhadap lingkungan. Menurutnya setiap industri akan menyisakan limbah dan dimungkinkan akan mencemari keberadaan air bersih.

“apa lagi kalau misalnya karstnya di hancur jadi semen maka akan kehilangan satwa endemik yang ada di ekosistem karst itu,” paparnya

Terkait rencana pendirian pabrik semen, Wawan menyebut mestinya pemerintah meninjau ulang.

” Kaltim apakah perlu pabrik semen atau tidak, itu perlu ditinjau..! Karena faktanya tanpa pabrik semen pun, bangunan tetap berdiri aja di Kaltim, artinya kita masih bisa mendatangkan semen dari tempat lain” lanjut wawan

“Kenapa harus Kaltim,,,? sementara konsekuensi ekologis terlalu tinggi, hilangnya sumber air, hilangnya vegetasi liar dan satwa unik, ini akan menuai bencana dikemudian hari,” sebutnya

Bukan soal bencananya, kata Wawan karena saya bukan Tuhan. “tapi bisa dipastikan ada korelasi negatif ketika itu pabrik semen dibangun dg merusak kartsnya,” tutupnya (Jifran)